SURYAMALANG.COM, - Ratapan pilu Safarudin putrinya dibunuh dan dinodai tapi
3 pelaku tidak ditahan membuatnya tak kuasa menahan kesedihan.
Tidak hanya mata yang menangis, Safarudin mengaku hatinya ikut menangis
melihat keadilan tidak memuaskan batinnya sebagai pihak korban.
Safarudin pun memohon agar hukum bisa memberikan balasan yang setimpal
kepada para pelaku sehingga pihak korban juga merasa adil.
Anak perempuan Safarudin berinisial AA (14) yang masih duduk di bangku SMP
ditemukan tewas di TPU Talang Kerikil (kuburan china) Palembang, Sumatera
Selatan pada Minggu (1/9/2024).
Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata AA dibunuh dan diperkosa oleh
sekelompok remaja (anak di bawah umur) berjumlah 4 orang yakni MZ (13), MS
(12), AS (12) dan IS (16).
Tiga dari empat pembunuh AA di atas tidak ditahan polisi yakni MZ (13), MS
(12), AS (12) sedangkan IS (16) yang diduga menjadi pelaku utama telah resmi
ditahan.
Mengetahui situasi tersebut, Safarudin yang baru mendengar kabar mengaku
sangat terpukul dan hatinya hancur.
Tiga dari empat pembunuh serta pemerkosa anaknya berpotensi tidak ditahan
dan hanya akan dibawa ke balai atau panti rehabilitasi.
"Barulah lega pelakunya dapat. Ini saya sudah tenang, sudah enak, nah ini
jadi kacau lagi sekarang pikiran, " ungkap Safarudin, Jumat (6/9/2024)
melansir TribunSumsel.com (grup suryamalang).
Semenjak tahu putrinya ditemukan tak bernyawa di area pemakaman cina, Talang
Kerikil, hidup Safarudin tidak pernah merasa tenang.
Bahkan Safarudin mengaku kesulitan tidur.
"Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa
lupa" lanjutnya.
"Mata saya nangis hati saya nangis. Itu anak emas saya perempuan
satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si Ayu yang ikut
saya," ratap Safarudin.
Safarudin sama sekali tidak bisa terima ketika tahu kabar tiga pelaku tidak
dipenjara.
Kendati tiga pelaku tergolong usia anak-anak, namun Safarudin menyebut
perbuatan mereka para pelaku sangat tidak manusiawi.
"Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka
anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ,"
terangnya.
Safarudin sangat berharap pihak kepolisian dapat memberi hukuman yang sama
kepada keempat pelaku.
Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja
empat-empatnya hukuman setimpal," tutupnya.
Tiga Pelaku Rehabilitasi
Kepala UPTD PSRABH, Dian Arif membenarkan adanya rencana untuk rehabilitasi
ketiga pelaku.
Ketiga pelaku bakal diantar ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan
dengan Hukum (PSRABH) di Indralaya, Ogan Ilir.
"Memang rencananya ketiga anak tersebut akan titipkan ke PSRABH. Namun
sampai detik ini, anak-anak itu belum diserahkan ke panti kami," kata Arif
dihubungi via telepon, Jumat (6/9/2024).
Pihak PSRABH masih menunggu kedatangan anak-anak tersebut.
Disinggung terkait tindakan apa yang akan dilakukan PSRABH terhadap ketiga
anak tersebut, Dian belum dapat memastikan.
Pasalnya menurut Dian, ini merupakan kasus pidana pembunuhan pertama yang
mereka tangani.
Sebelumnya, PSRABH Indralaya baru menangani kasus kenakalan remaja seperti
tawuran.
"Kalau soal treatment, nanti ranahnya Kasi Rehabilitasi, yang jelas, kami
masih menunggu kedatangan anak-anak itu," kata Dian.
Sementara itu, melansir KompasTV, Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus
Meliala menyebut, penanganan kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP
harus dilakukan dengan proses yang khusus.
Menurut Adrianus, tiga dari empat pelaku tidak dimasukkan ke dalam kasus
pidana umum, tetapi dimasukan ke dalam Lembaga Pemidanaan Khusus Anak
(LPKA).
Ketiga pelaku seharusnya tidak langsung dikembalikan ke keluarga tetapi
harus melalui LPKA terlebih dahulu.
Pelaku Nonton Penemuan Mayat sampai Ikut Yasinan
Sebagai informasi, empat pelaku, yakni IS (16), MZ (13), MS (12) dan AS (12)
sebelum ditangkap polisi berusaha mengaburkan tindak kejahatan mereka agar
tidak dicurigai.
Hal itu diungkap Dirkrimum Umum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidodo
didampingi Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono,
"Benar ada tiga pelaku yang datang ke TKP penemuan mayat korban," ungkap
Anwar, Kamis (5/9/2024) melansir TribunSumsel.com.
Anwar mengatakan, ketiga pelaku tersebut datang untuk menonton penemuan
mayat korban.
"Jadi ini beberapa tindakan dari 3 pelaku MZ, NZ dan AS, untuk mengaburkan,
mereka datang bahwa sehingga ada anggapan jika mereka bukan pelakunya," kata
Anwar
Namun, setelah pihak kepolisian datang ke TKP, sambung Anwar, dari informasi
petugas gabungan yang melakukan penyelidikan di lokasi, ketiga pelaku itu
langsung kabur (menghilang-red).
"Dari informasi petugas di lokasi kejadian ketika petugas datang 3 pelaku
ini langsung kabur meninggalkan lokasi,"ungkap Anwar.
Sedangkan, IS pelaku utama juga sempat datang di rumah duka.
"Pelaku IS ini sempat ikut yasinan di rumah duka," beber Anwar.
Seperti video yang beredar viral di media sosial Instagram Kota Palembang
terlihat 3 pelaku datang ke lokasi.
Seperti tidak ada rasa bersalah ketiga pelaku ini melihat saat korban
ditemukan terbujur kaku.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Palembang Kombes Pol
Harryo Sugihartono mengatakan, peristiwa ini dilatarbelakangi masalah
asmara.
IS yang menyatakan cinta kepada AA, ditolak oleh korban.
Harryo menuturkan, korban dan pelaku baru berkenalan dua minggu.
"Perbuatan itu dilatari oleh perasaan cinta pelaku yang tidak tersampaikan.
Tapi tindakan tersebut sangat fatal yang akhirnya berdampak ke korban hingga
meninggal dunia," terang Harryo, Kamis.
Ratapan Batin Safarudin, Putrinya Dibunuh dan Dinodai Tapi 3 Pelaku Tak Ditahan: Hati Saya Nangis
Reviewed by wongpasar grosir
on
September 09, 2024
Rating:
No comments: