SURYAMALANG.COM - Kisah seorang ayah bakar motor anaknya yang hobi balapan liar menjadi viral di media sosial.
Bukan tanpa alasan, sang ayah takut jika dirinya mendapatkan telepon anaknya mati di jalan karena balap liar.
Seorang ayah di Malaysia menjadi sorotan setelah aksinya membakar motor milik anaknya yang gemar balapan liar.
Video tersebut direkam dan diunggah oleh sang ayah untuk menjelaskan alasan di balik tindakannya.
Melansir dari World of Buzz pada Kamis (19/9/2024) melalui TribunTrends, pria tersebut mengaku khawatir akan masa depan anaknya.
Salah satu ketakutan terbesarnya adalah kemungkinan anaknya tewas di jalan akibat kebiasaan balap liar.
Video pembakaran motor ini viral di TikTok melalui akun @kajolmarey01.
Dalam unggahan tersebut tampak sang ayah langsung membakar motor anaknya sambil memberikan peringatan keras.
Dalam video tersebut, ia menyatakan bahwa anaknya menjadi tidak terkontrol setelah memiliki motor, sering keluar malam dan tidak mematuhi aturan.
"Ketika kamu punya motor ini, kamu menjadi liar!"
"Lebih baik aku bakar motor ini sebelum kamu mati di jalan!" kata pria itu sambil menunjuk motor yang ia bakar.
Namun, pesan dari ayah ini tidak hanya ditujukan kepada anaknya, tetapi juga kepada semua remaja yang sering terlibat dalam balapan liar.
Ia menekankan pentingnya mendengarkan nasihat orang tua dan menahan diri dari aksi-aksi berbahaya di jalan.
"Ini ditujukan kepada semua anak di luar sana yang tak mau mendengarkan orang tua mereka."
"Kalian selalu keluar larut malam main balapan!"
“Ini cara saya dan sebagai seorang ayah, saya takut pada 2 hal ini,” ungkap pria tersebut.
Pada unggahan lainnya di tanggal 19 September 2024, pria itu merefleksikan tindakannya, mengakui bahwa caranya mungkin terlihat kasar, namun ia merasa hal itu diperlukan untuk mendidik putranya.
Ia lebih memilih anaknya kehilangan motor daripada menghadapi dua ketakutan besarnya: anaknya ditangkap polisi atau lebih buruk, tewas di jalan.
"Saya sangat takut mendapat telepon dari polisi yang mengatakan anak saya tertangkap karena balap liar atau menerima kabar bahwa anak saya meninggal di jalan," ungkapnya.
Ia juga mengingatkan para remaja agar selalu menghargai orang tua yang bekerja keras demi masa depan mereka, bukan untuk melihat anak-anak mereka terluka atau tewas sia-sia akibat aksi nekat di jalan.
"Saya tidak peduli apa kata orang tentang saya. Ini adalah cara saya mendidik anak saya," ujarnya menegaskan.
Beginilah kisah Alika bocah penjual sayur rawat ayah kanker yang kini harus hidup sebatang kara.
Sebelumnya, Alika sempat viral lantaran merawat ayahnya yang sakit kanker.
Sebelumnya, sang ibu lebih dulu meninggal dunia.
Beberapa waktu lalu, Alika yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) itu harus merawat ayahnya sendirian.
Diketahui, ayahnya tidak bisa beraktivitas normal karena sakit kanker.
Untuk bisa makan bersama sang ayah, Alika pun setiap harinya berjualan sayur.
Biasanya Alika jualan sayur di sekitar Dusun Kesuma, Tempos Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
Kehidupannya berubah drastis seperti itu seelah ibunya meninggal dunia.
Kini, kisah Alika pun kembali disorot publik.
Bocah SD itu tengah berduka karena ayahnya meninggal dunia.
Kabar duka itu disampaikan melalui unggahan Instagram @sayaphati.
"Ayah Alika seorang gadis yang menjaga ayahnya wafat, team sayaphati sudah proses renovasi rumah alm," tulis pengunggah.
Diketahui, setelah Alika viral banyak donasi yang berdatangan untuk keluarganya.
Donasi itu pun digunakan untuk renovasi rumah dan tabungan untuk pendidikan Alika.
Kini Alika pun sendirian, kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Unggahan itu pun menarik simpati dari publik.
@fnd***.
Ayahnya bertahan hanya untuk menunggu orang baik agar membantu Alika???? setelah ketemu dia pergi dengan tenang
@ard***.
Ayah nya bertahan untuk anak gadisnya, dan setelah mengetahui rumahnya sudah direnovasi ayahnya meninggalkan nya dalam kedamaian
@ara***.
Titip adeknya dan juga dimonitoring @sayaphati , takutnya nanti ada orang-orang yang datang memanfaatkan keadaan
Ibu Alika Meninggal 2 Tahun Lalu
Diketahui, ibunya meninggal dunia dua tahun lalu.
Demi merawat ayahnya yang sakit kanker, Alika terkadang tidak sekolah.
"Ibunya meninggal dua tahun lalu, dia merawat ayahnya yang sedang sakit kanker. Kadang dia ngga sekolah demi untuk merawat ayahnya," tulis keterangan video tersebu , Senin (2/9/2024) dikutip dari Sripoku.
Sejak kehilangan ibunya, kehidupan Alika berubah drastis.
Ia kehilangan sosok yang selalu mendampinginya, memberikan kasih sayang dan perlindungan.
Kini, ia hanya memiliki ayah yang menjadi tumpuan hidupnya.
"Kondisi ini membuat Alika harus mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya belum menjadi bebannya di usia yang begitu muda," lanjut pengunggah.
Demi menyambung hidup, setelah pulang sekolah Alika tidak bisa bermain seperti anak-anak pada umumnya.
"Ia harus mengurus keluarganya dengan berjualan sayur di sekitar Dusun Kesuma, Tempos Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat," sambungnya.
No comments: