SURYAMALANG.COM, MALANG - Pengamat budaya di Malang, Ki Demang, menyatakan kesenian Bantengan sudah jadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Provinsi Jawa Timur.
Pernyataan Ki Demang ini menanggapi terkait upaya Pemkab Malang untuk mengurus HAKI pada kesenian Bantengan.
"HAKI kan itu yang apa? Kerajinannya (membuat banteng) keseniannya atau apa? Kalau sound horeg baru bisa HAKI karena menyangkut kreativitas dan inovasi," kata Ki Demang kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (6/9/2024).
Ki Demang menyatakan, Bantengan itu merupakan WBTB Jawa Timur. Karena dari riset/penelurusan, persebaran kesenian Bantengan ada di berbagai wilayah.
Seperti di Mojokerto, Malang Raya, Kota Batu, Kediri, Lumajang dan Pasuruan.
Jika kesenian sudah lintas batas administrasi melebihi tiga daerah begitu, biasanya WBTB diberikan kementrian di tingkat provinsi.
"Maka berbanggalah berkesenian Bantengan karena sudah diakui secara nasional," paparnya.
"Mungkin juga bisa jadi WBTB Kabupaten Malang asal ada tambahan bantengan apa," sambungnya.
Ia menyebut Kota Batu juga pernah mengajukan WBTB Bantengan, tapi ternyata sudah di provinsi.
"Jadi Bantengan sudah warisan budaya tak benda milik bersama sebagaimana rawon sudah jadi WBTB milik bersama," ujar dia.
Menurutnya, Bantengan bisa di HAKI dari sisi penciptaan seni tari. Yaitu diciptakan siapa digunakan oleh siapa.
"Kalau dari tariannya, apa ada keunikannya? Seperti Topeng Malang kan ada khasnya."
"Sedang di Bantengan apa? Gerakannya itu-itu saja di Bantengan."
"Tari klasiknya malah kurang. Yang menonjol malah mberotnya," kata Ki Demang.
Mberot artinya ada yang keluar pakem dan satunya ada adegan di mana kepala banteng lepas dan mengejar-ngejar penonton.
Dalam pengurusan HAKI ada persyaratan tersendiri. Ini sebagaimana tari tertentu ada yang di HaKI-kan. Misalnya tari Jaran Monel karya Winarto Ekram.
Reviewed by wongpasar grosir
on
September 07, 2024
Rating:
No comments: