Surabaya (beritajatim.com) – Malam 1 Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah, merupakan momen sakral yang dimaknai secara mendalam oleh masyarakat Jawa, termasuk di wilayah Jawa Timur. Tradisi ini bukan sekadar perayaan tahun baru Jawa, tetapi juga menjadi ajang refleksi spiritual, pelestarian budaya, serta permohonan keselamatan kepada Sang Pencipta.
Berikut ini delapan tradisi khas yang biasa dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Jawa Timur dalam menyambut Malam 1 Suro.
1. Tradisi Baritan di Lereng Gunung Raung
Warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung Raung, Banyuwangi, menggelar ritual Baritan sebagai bentuk doa keselamatan dari ancaman bencana alam, terutama letusan gunung. Dalam prosesi ini, masyarakat berkumpul dan memanjatkan doa secara kolektif sebagai simbol permohonan ampun dan perlindungan dari segala mara bahaya. Tradisi ini mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
2. Jamasan Keris di Gresik
Jamasan atau ritual pencucian keris dan pusaka juga menjadi kegiatan rutin setiap Malam 1 Suro. Di Gresik, prosesi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan pelestarian warisan budaya. Besi keris dimandikan menggunakan air kembang, yang diyakini memiliki nilai spiritual dan simbol pembersihan diri.
3. Ruwat Agung Nuswantoro di Mojokerto
Pemerintah Kabupaten Mojokerto memiliki koleksi pusaka peninggalan kerajaan Majapahit. Pada Malam 1 Suro, puluhan pusaka seperti keris, tombak, dan pedang disucikan dengan air dari tujuh petirtaan sakral. Tradisi Ruwat Agung ini menjadi wujud syukur serta usaha pelestarian sejarah dan budaya lokal.
4. Grebeg Suro di Ponorogo
Ponorogo merayakan Malam 1 Suro secara megah dengan Grebeg Suro. Acara ini diramaikan oleh pertunjukan Reog Ponorogo, kirab pusaka, hingga ziarah ke makam leluhur. Masyarakat juga melakukan Jamasan pusaka sebagai puncak prosesi spiritual dan kultural.
5. Ledug Suro di Magetan
Tradisi Ledug Suro di Magetan diwarnai dengan lomba unik seperti lesung bedug dan perebutan roti bolu. Roti bolu khas daerah ini dipercaya membawa berkah, sehingga masyarakat berlomba-lomba mendapatkannya. Acara ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan dan sarana mempererat silaturahmi warga.
6. Grebeg Tumpeng Agung di Banyuwangi
Warga Banyuwangi menggelar Grebeg Tumpeng Agung sebagai wujud doa keselamatan. Dua tumpeng besar, yakni Tumpeng Lanang dan Tumpeng Wadon, diarak dan didoakan agar masyarakat terhindar dari musibah. Ini mencerminkan keseimbangan antara energi laki-laki dan perempuan dalam kepercayaan lokal.
7. Ritual Pendakian Gunung Lawu
Gunung Lawu menjadi tujuan pendakian spiritual setiap Malam 1 Suro. Banyak peziarah dan pendaki dari berbagai daerah melakukan ritual di puncak gunung. Mereka percaya bahwa Gunung Lawu adalah tempat sakral untuk mencari ketenangan batin dan menerima petunjuk spiritual.
8. Jamasan Keris di Surabaya
Meski dikenal sebagai kota metropolitan, Surabaya masih mempertahankan tradisi mencuci keris pusaka pada Malam 1 Suro. Tradisi ini dilakukan oleh komunitas pencinta budaya dan spiritual, dengan tujuan membersihkan pusaka dan menjaga kesinambungan warisan leluhur. [fyi/aje]
No comments: