SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali akan melakukan sosialisasi ke warga Tulungagung, terkait potensi bencana di Jalur Lintas Selatan (JLS).
Secara spesifik, sosialisasi ini mengenal pelemahan daerah yang menjadi pembuangan disposal proyek.
Kegiatan ini akan dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Daerah ini ada di sepi JLS yang saat ini sudah berubah menjadi deretan warung-warung milik warga.
Selain itu ada pula hunian yang berdiri di dekat area disposal, seperti di Pantai Klatak Desa Keboireng, Kecamatan Besuki.
Rencana sosialisasi ini disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.6 Provinsi Jatim Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jatim-Bali Kementerian Pekerjaan Umum, I Made Budiana.
"Kami akan sampaikan risiko longsor titik-titik bekas tanah disposal," jelas Budiana.
Lanjutnya, selama curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem, area disposal ini mengalami pelemahan.
Budiana menegaskan, tidak ada yang tahu titik mana yang mengalami pelemahan, sehingga semua dianggap punya potensi bahaya.
Harapannya masyarakat bisa meninggalkan lahan disposal karena risiko bencana itu.
"Kita tidak tahu mana yang mengalami pelemahan. Semua titik bisa melemah karena bawan banjir, seperti kejadian sebelumnya," ujarnya.
Budiana mencontohkan longsor yang terjadi di tebing yang ada di dekat Pantai Klatak, pada Kamis (5/6/2025) dini hari.
Salah satu risiko adalah, tertutupnya saluran pembuangan sehingga air melimpah masuk ke box culvert, dan meluap ke jalan.
Menurutnya, secara prinsip daerah disposal tidak bisa dimanfaatkan karena akan menjadi lokasi yang berbahaya.
Wilayah ini ada tersebar di sepanjang proyek JLS, mulai dari Pantai Gemah, Pantai Klatak, termasuk di Sine yang sedang naik daun.
Diharapkan dengan sosialisasi ini, masyarakat paham dengan risiko bencana, terutama di saat musim hujan.
"Sepertinya semua disposal dengan pemandangan laut sudah ditempati semua," ungkapnya.
Sebelumnya longsor terjadi di tebing JLS Pantai Klatak, tidak jauh dari jalan masuk ke Pantai.
Material longsor berupa tanah dan bebatuan ukuran besar, dari diameter 10 cm, 20 cm hingga ukuran yang lebih besar.
Semua material longsor itu berasal dari limbah proyek yang ditumpuk menjadi tebing di sisi bahu jalan.
Dalam kejadian ini setidaknya ada 5 rumah warga yang mengalami kerusakan. (David Yohanes)
No comments: