Siti Tengah Hamil 8 Bulan Tak Mau Makan , Ibu Korban Bocah Banyuwangi Itu Terus Mengurung Diri

SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI - Peristiwa kematian siswi  MI, yang masih berusia 7 tahun karena dirudapaksa dan dianiaya secara kejam membuat keluarga korban syok.

Siti (SA), ibu dari korban CNA (7) bahkan masih mengurung diri di kamar dan tak mau makan, padahal ia tengah hamil 8 bulan.

Kondisi kehilangan yang dialami keluarga korban yang masih terpukul berat menjadi keprihatinan tersendiri. 

Pemkab Banyuwangi langsung memberikan pendampingan pada keluarga korban.

Pendampingan khusus terutama diperuntukkan pada ibunda korban yang diketahui saat ini tengah hamil tua. 

Kondisi Siti Aningsih yang tengah mengandung calon adik korban tentunya mengkhawatirkan jika terus- terusan tak mau makan dan kondisi psikologisnya labil.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Henik Setyorini mengatakan sudah ada tim yang melakukan pendampingan begitu pihaknya mendapat informasi.

"Kami langsung terjunkan tim untuk melakukan pendampingan. Utamanya pendampingan psikologis pada ibunda korban, yang saat ini tengah hamil tua," kata Henik, Kamis (14/11/2024). 

Kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan bocah berusia 7 tahun, di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru Banyuwangi, Rabu (13/11/2024) itu memang membuat keluarga korban terpukul.

Korban CNA semasa hidupnya dikenal sebagai bocah yang baik dan ceria.

Kakek korban, Sutrisno menjaskan, bukan hanya Siti yang sangat terpukul atas kepergian CNA.

Ayah CNA, Ahmad Doni Nur, juga merasakan hal yang sama.

Doni juga masih mengurung diri, menghabiskan waktu bersama istrinya di kamar.

"Ibunya sampai belum mau makan," kata Sutrisno.

Alizha Amalia Rohmana, Pendamping Korban P2TP2A Dinsos PPKB Banyuwangi, mengatakan, ibu korban tengah mengandung usia 8 bulan. 

Pendampingan jadi kebutuhan penting agar psikologis sang ibu bisa lekas pulih dan janin yang dikandungnya terus sehat.

"Kami tadi mendampingi, dan Alhamdulillah ibu korban mulai mau makan," kata Icha, sapaan akrabnya.

Icha telah bertemu dengan ibu dan ayah korban saat mendatangi rumah duka, Kamis (14/11/2024).

Saat itu, psikis mereka masih cukup terganggu pascakepergian korban.

Bahkan, sang ibu masih kerap mengigau memanggil-manggil nama anaknya.

Pun demikian dengan sang ayah. Ia masih sulit untuk diajak berkomunikasi

Saat diajak berbicara, ia masih kerap menangis.

Selain korban, pasangan tersebut juga memiliki satu anak lain yang duduk dibangku kelas IV. Ia belajar di sekolah yang sama dengan korban.

Selain pendamping psikis, pihaknya juga akan memberikan pendampingan-pendampingan lain bagi keluarga korban. 

Termasuk, pendampingan untuk menanggung biaya otopsi korban, pendampingan kesehatan keluarga korban, hingga pendampingan hukum selama proses persidangan hingga putusan.

KaDinsos PPKB Banyuwangi,Henik menjelaskan Satgas PPA dan Tim pendamping P2TP2A, sejak 13 November telah melakukan pendampingan visum dan otopsi di RSUD Genteng. 

Terkait biaya visum dan autopsi yang telah dilakukan ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi.

Tim juga telah mendatangi rumah duka untuk cek lokasi kejadian dan makam korban, serta melihat kondisi orang tua korban bersama Kepala Kemenag Banyuwangi yang merupakan anggota dari Tim SATGAS PPA Banyuwangi.

"Tim P2TP2A juga akan terus mengawal kasus ini secara hukum hingga putusan pengadilan," tambah Henik.

Saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh Polresta Banyuwangi.

Sebagai informasi korban adalah bocah perempuan warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Korban merupakan siswi kelas I Madrasah Ibtidaiyah.

Peristiwa pilu ini terungkap saat orang tua korban curiga korban tak kunjung pulang usai lewat jam usai sekolah, Rabu (13/11/2024).

Di jam tersebut korban biasanya telah sampai di rumah. Namun saat itu, korban tak kunjung tiba. Orang tua korban menghubungi guru sekolah. 

Guru sekolah menjawab korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir.

Jawaban itu membuat orang tua dan guru merasa curiga.

Orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama.

Akhirnya korban ditemukan tergeletak dengan posisi terlentang di tempat yang tak jauh dari rumah korban.

Dugaan kekerasan seksual dan fisik dialami korban sebab kondisinya memprihatinkan saat ditemukan. Celana dalamnya tsrpelorot dan kepalanya berdarah.

Sempat dibawa ke klinik, namun nyawa korban tak tertolong. (fla)










SUMBERhttps://suryamalang.tribunnews.com/2024/11/15/siti-tengah-hamil-8-bulan-tak-mau-makan-ibu-korban-bocah-banyuwangi-itu-terus-mengurung-diri?page=3


 

Siti Tengah Hamil 8 Bulan Tak Mau Makan , Ibu Korban Bocah Banyuwangi Itu Terus Mengurung Diri Siti Tengah Hamil 8 Bulan Tak Mau Makan , Ibu Korban Bocah Banyuwangi Itu Terus Mengurung Diri Reviewed by wongpasar grosir on November 15, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.