SURYAMALANG.COM - Beredar video bocah SD tawuran menjadi viral di media sosial.
Kelompok bocah SD yang terlibat tawuran itu terlihat saling berkelahi di pinggir sawah.
Yang paling disayangkan adalah para bocah SD itu melakukan aksi tawuran masih memakai seragam pramuka seusai sekolah.
Video bocah SD tawuran itu pun viral dan tersebar di grup-grup WhatsApp.
Belum diketahui penyebab dua kelompok bocah SD itu berkelahi.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, memperlihatkan sejumlah bocah SD menggunakan seragam Pramuka dan olahraga.
Mereka berlarian mengejar pelajar lainnya.
Dari pelajar yang dikejar itu, di antaranya ada yang tertangkap dan aksi pengeroyokan langsung dilakukan.
Sementara, diduga perekam video juga pelajar yang mengejar direkam dari selokan yang ada di sisi kanan.
Pelajar yang tertangkap menjadi bulan-bulanan pelajar yang mengejar.
Aksi pemukulan pun tak bisa dihindarkan, terutama bocah SD yang menggunakan pakai olahraga terhadap pelajar yang menggunakan pakaian pramuka.
Usut punya usut, aksi tawuran itu dilakukan oleh bocah SD dari sebuah desa di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Talun, AKP Syuhada membenarkan informasi tersebut.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi akhir pekan lalu pada Sabtu (18/11/2023) di Desa Wanasaba Lor.
"Ya jadi peristiwa itu betul," ujar Syuhada saat dikonfirmasi media, Kamis (23/11/2023).
Namun menurutnya, aksi tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan melibatkan pihak sekolah dan orang tua.
Mediasi diselesaikan pada Rabu (22/11/2023) kemarin, usai kepolisian mengetahui video tawuran tersebut viral.
Adapun, aksi tawuran tersebut juga tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka.
KUNJUNGI JUGA :
- JUAL TAS SELIMUT IMPOR
- Steker Saklar Lampu On Off / Colokan Listrik On Off seharga Rp7.000.
- Alat Pijat Leher Terapi Mini Pad Mat Electric EMS Massager Recharging seharga Rp20.000 - Rp65.750.
- BARDI Smart PLUG WiFi Wireless Colokan - IoT Smart Home dengan harga Rp121.000.
- Stop Kontak Kabel 2/3/4/5 Lubang 3 Meter Stop Kontak Listrik dengan harga Rp14.999.
- Irigasi Tetes Botol Bottle Drip Alat Siram Tanaman Otomatis seharga Rp1.990.
"Kemarin Rabu (22/11/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, setelah ramai di media sosial kita langsung ke sekolah yang bersangkutan dan sudah kumpul semua orang tua maupun guru dilaksanakan mediasi."
"Alhamdulillah, sudah diselesaikan secara kekeluargaan namun kami tetap pantau jangan sampai terjadi hal seperti itu kembali," ucapnya.
Sebelumnya sempat viral, dua bocah SD nekat motoran dari Smapang Madura ke Jakarta hanya berbekal GPS.
Bocah berinisial D yang berusia 10 tahun dan temannya MZ yang berusia 11 tahun meminjam uang ke tetangga mereka senilai Rp 100 ribu untuk modal berangkat ke Jakarta.
Dua bocah itu lantas menceritakan seperti apa cara mereka bertahan menempuh perjalanan 400 km dari Madura sampai diamankan polisi di Semarang.
Saat ditanya oleh petugas, D mengaku uang Rp 100 ribu yang mereka bawa adalah hasil dari meminjam ke tetangga.
Kemudian pakaian yang dibawa hanya baju yang melekat di tubuh mereka, berupa kaos oblong, celana pendek, serta sandal jepit.
D mengatakan, Ia dan MZ berboncengan berangkat dari rumahnya di Sampang, Madura menuju Jakarta pada (19/11/2023) sekitar 13.00 WIB.
Perjalanannya ke luar kota baru pertama kali mereka lakukan sehingga D dan MZ tidak mengetahui rute lalu berinisiatif menggunakan Google Map (GPS).
"Kita menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu Polisi," ujar D, Selasa (21/11/2023).
Saat malam hari dua bocah itu menginap di sebuah Gardu yang lokasinya di pinggir jalan raya Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kemudian keesokan harinya, D dan MZ melanjutkan perjalanan dan saat merasa lapar, mereka hanya membeli mie instan.
Faktanya uang Rp100 ribu tidak cukup untuk membiayai perjalanan dua bocah itu ke Jakarta.
Pasalnya saat diamankan petugas di Semarang, sisa uang yang dikantongi kedua bocah itu tinggal Rp 10 ribu.
"Uang yang Rp 100 ribu itu juga kami buat untuk beli bensin dan saat kami diamankan Polisi pada (20/11/2023), sisa uang tinggal Rp 10 ribu," ucap D dengan polos.
Sementara pihak keluarga bocah (MZ), Jauhari menyampaikan, pertama kali mendengar informasi itu dari istrinya yang ditelepon oleh petugas kepolisian.
Saat itu Jauhari tidak langsung percaya karena khawatir penipuan sehingga meminta foto dan video keberadaan keponakannya tersebut.
"Setelah dikirim foto dan video, saya langsung bergegas menjemput ponakan saya ke Jawa Tengah dengan ditemani keluarga," kata Jauhari.
Jauhari tidak habis pikir keponakannya memiliki inisiatif ke Jakarta.
Sebab saat berangkat Jauhari sempat bertemu keponakannya di Pasar dan saat ditanya keponakannya itu hanya ingin belanja.
"Saat itu saya percaya, tanpa menaruh rasa curiga karena mereka hanya mengenakan kaos dan celana pendek," tutur Jauhari.
Terpisah, Kapolsek Pangarengan Ipda Iwan Suhadi membenarkan atas peristiwa tersebut.
Bahkan pasca dijemput oleh pihak keluarga, kedua bocah tersebut berada di Mapolsek Pangarengan untuk dilakukan mediasi.
"Kami panggil semua pihak keluarga dari ke dua anak ini, semoga kedepan tidak ada lagi peristiwa yang sama. Saya harapkan para orang tua menjaga betul-betul anaknya," pungkasnya.
Dua bocah yang nekat ke Jakarta pasca dijemput dan berada di Mapolsek Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura, Selasa (21/11/2023). (TribunMadura.com/Hanggara Pratama)
Tujuan kedua bocah itu ke Jakarta karena ingin menemui teman sebayanya yang sering komunikasi melalui telepon.
Akan tetapi, sebelum sampai di Jakarta, dua bocah itu dicegat oleh anggota kepolisian di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, (Jateng).
Keduanya bocah itu berangkat dari Madura pada hari Minggu (19/11/2023) dan dihentikan anggota Polsek Tengaran pada Senin (20/11/2023).
Kapolsek Tengaran, AKP Supeno mengatakan saat itu anggotanya tengah melaksanakan pengaturan lalu lintas pagi di wilayah Klero.
MZ dan D dihentikan karena berkendara tanpa spion, helm, pelat nomor dan surat-surat berkendara.
Supeno kemudian mengungkap kendaraan yang ditunggangi dua bocah SD tersebut adalah Honda Beat.
Seusai memintai keterangan, polisi kemudian membawanya ke Mapolsek Tengaran untuk diselidiki lebih lanjut.
“Setelah kami mintai keterangan, ternyata mereka mau ke Jakarta tanpa seizin orang tuanya,” kata AKP Supeno kepada Tribunjateng.com, Selasa (21/11/2023).
AKP Supeno mengatakan, pihaknya langsung menghubungi keluarga kedua anak tersebut agar dijemput.
“Selama di Mako Polsek (Tengaran), kita mintai keterangan, kita ajak guyon (bercanda), kita kasih makan" kata imbuhnya.
"Cuma ya itu, yang membuat prihatin anak 11 dan 10 tahun naik motor dari Penggarengan, Sampang mau mengarah ke Jakarta,” lanjutnya.
Dengan perjalanan sejauh itu, lanjut AKP Supeno, kedua anak tersebut tampak sehat dan tidak terlihat lelah.
Padahal, mereka hanya mengantongi uang Rp 100 ribu untuk bensin dan makan.
Kedua anak tersebut akhirnya dijemput keluarga dan sudah pulang ke rumah masing-masing.
MZ merupakan siswa SDN Penggarengan 2, Kabupaten Sampang
Sedangkan D bersekolah di MI Mitakhul Ulum di kabupaten yang sama.
No comments: