SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Sekitar 10 tahun lalu Giarti (39), warga Desa Kaliwungu Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung diberangkatkan ke Malaysia oleh tetangganya, WT.
Di negeri jiran itu, Giarti dijanjikan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji Rp 2.000.000 per bulan.
Namun sejak saat itu Giarti seperti hilang dan tidak ada kontak dengan pihak keluarga.
Sedangkan TKI berinisial WT selalu mengatakan Giarti hilang di Malaysia dan tidak pernah bertemu lagi.
Belakangan diketahui, selama 10 tahun Giarti mengirim uang hasilnya bekerja lewat WT namun tidak pernah sampai ke keluarganya.
Kakak sulung Giarti, Ismiatin (41), mengaku saat ini adiknya ditemukan oleh sesama pekerja migran asal Jember di Johor, Malaysia.
“Sekarang sedang ditampung sementara terus dalam proses pemulangan. Kami sudah berkomunikasi lewat video call,” ucap Ismiatin.
Ismiatin berkisah, adiknya itu memang dalam kondisi mengalami kekurangan mental.
Namun di tengah kondisi kemiskinan, keluarga merelakan Giarti diajak oleh WT.
WT pula yang memberangkatkan Giarti ke Malaysia dan mencarikan kerja di sana.
“Waktu itu WT bilang punya bos bagus. Nanti adik saya dipekerjakan sebagai pembantu di rumah bosnya,” kenang Ismiatin.
Sejak saat itu Giarti tidak ada kontak lagi dengan keluarganya.
Berulang kali WT pulang kampung ke Tulungagung, namun dua selalu mengelak saat ditanya keberadaan Giarti.
WT beralasan Giarti hilang di Malaysia dan tidak tahu keberadaannya.
Kabar hilangnya Giarti membuat ibunya tertekan hingga akhirnya meninggal dunia, dan ayahnya mengalami stroke.
Hingga tiga bulan lalu ada seseorang dari Malaysia yang menghubungi kontak Pemerintah Desa Kaliwungu yang didapat dari website desa.
Orang itu ternyata pekerja migran asal Jember yang menemukan Giarti saat bekerja di sebuah Panti Jompo.
“Dari pendamping itu akhirnya kami bisa berkomunikasi. Dia cerita kalau pernah jadi pembantu, lalu kerja di restoran, terakhir di toko,” tutur Ismiatin.
Saat telepon dengan keluarga, Giarti menanyakan yang gajinya yang dikirim ke rumah.
Ia mengaku selama 10 tahun bekerja di Malaysia, setiap bulan gajinya dikirim ke rumah melalui WT.
Pihak keluarga pun kebingungan karena saat ini WT masih bekerja di Malaysia.
“Dia (Giarti) tanya, uangnya sudah diambil di WT? Kami bingung, selama ini tidak ada kiriman sama sekali,” ungkap Ismiatin.
Saat ini Giarti dibantu majikan barunya berupaya memulangkannya ke Indonesia.
Namun upaya ini kemungkinan terkendala karena dokumen keimigrasiannya sudah mati.
Ismiatin ingin memastikan adiknya kembali selamat tiba di Tulungagung dan menemui ayahnya.
“Yang penting dia selamat, pulang dulu ke Tulungagung. Soal gaji, kalau bisa nanti kita urus di sini,” katanya.
Sekretaris Desa Kaliwungu Kecamatan Ngunut, Hadi Wahono, mengatakan pihaknya aktif berkomunikasi dengan pendamping Giarti di Malaysia.
Sejak 3 bulan lalu Pemdes Kaliwungu terus berkomunikasi untuk memastikan kepulangan Giarti.
Sejauh ini masih ada kendala dokumen sehingga proses pemulangan belum bisa dilakukan.
“Pihak majikan yang punya inisiatif memulangkan ke Indonesia. Nanti kami yang akan menjemput di Bandara,” ujar Hadi.
No comments: