SURYAMALANG.COM - Cuplikan video rombongan siswa SD salat berjamaah di gerbong kereta sukses bikin merinding penontonnya.
Banyak warganet sampai terharu melihat kekompakan siswa SD salat berjamaah di gerbong kereta itu.
Sontak video yang menampilkan rombongan siswa SD salat berjamaah serentak saat naik di gerbong kereta itu menjadi viral di media sosial.
Semua ini berawal dari video yang diunggah oleh akun TikTok @ninininanana88.
Video berdurasi 19 detik memperlihatkan rombongan SD yang tengah melaksanakan salat berjamaah.
Terlihat murid laki-laki ada yang salat di kursi dan lantai gerbong kereta.
Tak hanya itu, murid-murid perempuan pun terlihat mengenakan mukena dan salat di kursi kereta.
"Melihat pemandangan ini saat jadi guru sedang capek-capeknya," tulis keterangan unggahan video tersebut.
Sontak saja tayangan video tersebut viral di media sosial.
Bahkan kini sudah ditonton lebih dari 1,8 juta kali dan ribuan komentar warganet.
Warganet mengaku merinding dan takjub dengan murid-murid tersebut.
@Sen***.
maa syaa allah.ya Allah berikan putra putri kami anak Sholeh sholekhah beruntung dunia akherat disemua langkah...aamiin3 yaROB.
@tan***.
masyaallah kudu mewek seketika...ya allah jadikan lah anak q anak2 yang sholeh dan sholeha...Aamiin.
@ima***.
MasyaAlloh,AllohuAkbar,Allohumma sholli 'alaa Muhammad,sampai merinding+menetes air mata ini,barokalloh tuk ke2 ortu+guru"nya,anak solehsolehah.
@aku***.
yaqinlah .. gurux tak akan pernah melihat muridx kelewat batas. krna agama sllu jdi pegangan mereka.
Lebih lanjut, pengunggah pun menjawab pertanyaan yang dilontarkan warganet.
"Kenapa enggak diedukasi kalau salat di kendaraan bisa ambil duduk?," tanya salah satu warganet.
Sang guru pun langsung menjelaskan terkait pertanyaan itu.
"Terima kasih untuk semua yang sudah nonton video ini dan yang sudah mendoakan anak-anak yang sedang dalam perjalanan di dalam kereta beserta kami guru-gurunya," kata guru tersebut.
"Kalau kalian perhatikan, anak-anak yang ada di sebelah kanan dan kiri itu mereka salat sambil duduk. Ceritanya kemarin, guru kelas 6 mengajak sekitar kurang lebih 110 anak untuk menaiki kereta api sehingga kami bisa mem-booking satu gerbong penuh yang semua isinya adalah anak-anak SDIT Al Hikmah jenjang kelas 6."
"Kondisi itu memungkinkan bagi anak-anak untuk salat dengan space yang longgar, ada yang duduk dan ada yang salat sambil berdiri di lorong kereta tanpa terganggu lalu lintas penumpang yang lain, demikian terima kasih ya semuanya," pungkasnya di kolom komentar.
Sementara itu, 19 siswi SMP digunduli guru gegara masalah sepele yakni tak pakai dalaman jilbab yang sering disebut ciput saat ke sekolah.
Kabar belasan siswi SMP digunduli guru di Lamongan itu menjadi viral hingga tuai kecaman banyak pihak.
Para orangtua murid yang sudah digunduli oleh oknum guru itu pun marah namun kasus tetap berakhir damai.
Kejadian siswi SMP digunduli guru itu terjadi di SMPN 1 Sidodadi Lamongan, Jawa Timur.
Aksi sang guru dengan menggunduli siswinya cuma gegara masalah sepele dinilai ngawur dan merugikan para siswi.
EN yang merupakan seorang guru SMPN 1 Sidodadi, Lamongan, Jawa Timur, mengambil langkah pintas saat melihat siswi muslim berjilbab tak mengenakan dalaman kerudung.
Sayang, langkah pintas itu di luar batas yakni membotaki kepala sejumlah siswi kelas IX.
Sedikitnya 19 siswi kelas IX dicukur botak gurunya karena hal sepele.
Kepala SMPN 1 Sidodadi Harto mengatakan, kejadian tersebut berlangsung, Rabu (23/8/2023), ketika siswa kelas IX hendak beranjak pulang.
Menurut kepala sekolah, guru berinisial EN sudah memperingatkan mereka untuk mengenakan dalaman kerudung.
"Memang benar, ada kejadian itu tanggal 23 Agustus 2023 kemarin saat siswa mau pulang, gara-gara tidak pakai ciput jilbab.
Entah terlalu sayang (kepada siswi) atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu (pembotakan).
Hanya saja pakai alat (cukur) yang elektrik, makanya ada yang rambutnya hingga kena banyak," ujar Harto, ketika dihubungi, Senin (28/8/2023).
Beberapa orang siswi yang mendapat perlakuan tersebut, kemudian melapor kepada orangtua masing-masing.
Mediasi yang dilaksanakan usai insiden siswi dibotaki di SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur.
Minta maaf dan mediasi
Guru EN akhirnya mendapat teguran. Selanjutnya, didampingi Harto, guru EN berinisiatif mendatangi rumah para siswi untuk meminta maaf.
"Penuturan Bu EN itu ada sekitar 19 siswi (yang dibotaki).
Kami datangi rumah mereka untuk minta maaf, tapi belum semuanya hari sudah malam, dilanjutkan mediasi di sekolah pada esok paginya," ucap Harto.
Proses mediasi dilakukan Kamis (24/8/2023). Harto mengungkapkan semua orangtua siswi yang menjadi korban pembotakan diundang ke sekolah.
Namun hanya 10 orangtua siswi yang hadir.
Guru EN lantas menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya.
Dia juga memberi penjelasan kepada orangtua siswi yang hadir dalam mediasi tersebut.
"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin, orangtua siswi (korban pembotakan) menyadari perilaku anaknya serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orangtua) menerima.
Tadi (hari ini) pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," kata Harto.
"Sudah dilakukan mediasi, berakhir secara kekeluargaan. Pihak sekolah langsung menggelar mediasi itu sehari usai kejadian," kata dia.
Menurutnya, sekolah juga memberikan pendampingan psikologis pada para siswa.
"Pihak sekolah juga menyediakan psikiater untuk pendampingan bagi para siswi (yang sempat menjadi korban pembotakan)," tutur Munif.
![]() |
Tas Selimut |
No comments: