SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Ipda MA, anggota Polri berdinas di Mapolresta Sidoarjo
Kisah Ipda MA justru sebaliknya, bapak empat anak itu, malah dikhianati oleh istrinya berinisial Ipda DS, oknum Polisi Wanita (Polwan) yang berdinas sebagai anggota Ditreskrimum Polda Jatim.
Padahal usia pernikahan Ipda MA dengan sang istri Ipda DS, telah menginjak ke-18 tahun. Apalagi, selama kurun waktu menjalani bahtera rumah tangga itu, tiga di antara empat anaknya, telah berusia dewasa.
Bak pepatah 'air susu dibalas dengan air tuba'. Kesetiaan Ipda MA selama bertahun-tahun ini, malah dibalas dengan penghianatan yang sakitnya tiada tara.
Sang istri diketahui berselingkuh dengan teman sesama perwira Polisi satu angkatan yang kini berdinas sebagai anggota Ditreskrimsus Polda Jatim berinisial Ipda ADSY.
Informasinya, perselingkuhan dimulai sejak November 2021.
Momen main serong itu bermula saat keduanya lulus dari pendidikan sekolah perwira Polisi secara resmi pada tahun itu.
Atas masalah yang menimpa keluarganya itu, Ipda MA telah mengadukan sosok oknum Ipda ADSY ke pihak Subbagyanduan Bidang Propam Polda Jatim pada Selasa (27/7/2023).
Dibuktikan dengan adanya Surat Pengaduan Nomor: P/229/Subbagyanduan, tanggal 26 Juni 2023 dari MA perihal Pengaduan dugaan perselingkuhan/perzinahan yang dilakukan oleh Ipda ADSY, anggota Ditreskrimsus Polda Jatim dengan Ipda DS.
Saat ditemui awak media di kantin Mapolda Jatim, Kamis (10/8/2023). Ipda MA mengaku, kedatangannya hari ini ke Mapolda Jatim untuk memastikan perkembangan penyelidikan atas pengaduan yang dibuatnya beberapa pekan lalu.
"Ya saya mau bertanya terkait dumas saya tentang kasus yang menimpa keluarga saya yaitu perselingkuhan yang disebabkan oleh Ipda A kepada istri saya, Ipda DS. Karena pengaduan ini sudah lama tapi belum ada kabarnya," ujar pria berkacamata dan berkemeja taktikal lengan pendek warna putih itu.
Mengenai kapan momen dirinya menyadari sang istri bermain serong dengan sesama anggota Polda Jatim; Ipda ADSY.
Ipda MA menceritakan, perselingkuhan istrinya terbongkar perlahan-lahan setelah ia menyadari berbagai perubahan sikap dan perilaku istri, seusai menjalani pendidikan perwira Polisi pada November 2021 silam.
Sejak saat itu, istrinya enggan tidur sekamar dan memilih tidur di kamar lain, berdalih menemani sang anak.
Kemudian, memasang password pada layar ponsel yang tidak diketahui suami. Hingga jarang berinisiatif memberikan nafkah batin kepada sang suami.
Padahal, saat masih Bintara, sang istri biasanya melayani kebutuhan nafkah batinnya dua hari sekali. Namun, semenjak menjadi Perwira, istrinya seperti ogah-ogahan.
Sebenarnya, Ipda MA bisa saja memaksa istrinya untuk melayani kebutuhan berahinya. Namun, perasaan iba Ipda MA justru lebih dulu menggelayuti benaknya.
Hampir setiap hari sang istri pulang ke rumah sekitar pukul 21.00 atau 22.00 WIB. Setibanya di rumah, sang istri cenderung memilih untuk langsung tidur.
Melihat sang istri tertidur dengan kondisi letih kecapean setelah bekerja seharian, Ipda MA selalu merasa tak tega jika masih harus memaksa sang istri melayaninya menuntaskan nafsu berahi.
"Sempat saya tanya ke istri. Kenapa kamu seperti ini? Dia diam aja. Apakah kamu malu punya seorang suami Aiptu, bukan Perwira? Kamu nggak mau tidur sama saya, kamu kalau pulang telat, selalu jam 9-10 malam, gitu," katanya.
Keanehan demi keanehan sikap dan perilaku sang istri, semula diabaikan oleh Ipda MA.
Ia menganggap, perubahan yang terjadi pada sang istri murni disebabkan karena konsistensi dan beban kerja selama seharian di markas.
Apalagi, Ipda MA menghafal betul watak sang istri saat masih menjadi anggota Polwan berstatus Bintara.
Di matanya, sang istri tampil sebagai sosok solehah. Termasuk kepada keempat anaknya, sang istri selalu tampak menjadi figur ibu terbaik bagi keempat anaknya.
"Untuk sentuhan anak, biasa-biasa aja. Sangat harmonis keluarga kita. Cuma semenjak dia jadi perwira, tingkah lakunya berkurang, tidak sebelum dia jadi perwira," ungkapnya.
Perubahan sikap dan perilaku sang istri yang kontinyu itu, tiba-tiba akhirnya perlahan-lahan mengganggu benaknya.
Apalagi pada suatu hari Bulan November 2021, ia mendapati informasi sang istri terpantau berduaan bersama seseorang pria tak dikenal dalam mobil Toyota HRV warna hitam yang sedang terparkir di persewaan area parkir umum dekat Mapolda Jatim.
Lagi-lagi, Ipda MA menampik kecurigaannya itu. Apalagi saat dirinya berusaha mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut kepada sang istri saat itu juga, dan ternyata sang istri membantahnya.
"Pernah saya pergoki mereka di mobil di dalam mobil HRV waktu itu November 2021 berpelat mobil (menyebutkan pelat nopol). Saya telepon istri saya; siapa itu dalam mobil. Enggak gak ada siapa-siapa, jawabnya," terangnya.
Ipda MA mengaku, beberapa kali mendapatkan informasi mengenai kelakuan sang istri yang kedapatan main serong dengan sosok Ipda ADSY.
Namun, ia selalu menampiknya dengan selalu berhusnuzan terhadap sang istri. Ipda MA selalu teringat bahwa sosok istrinya merupakan pribadi yang lugu dan baik, mustahil berperilaku serong semacam itu.
"Ada yang mengasih tahu setahun sebelumnya; Hati-hati sama dia (terlapor), karena kemana-mana istri saya sama dia. Saya enggak percaya. Karena istri saya kuat imannya, dan orangnya baik. Anak saya sudah 4 anak. Dan saya cukup perhatian," ulasnya.
Terlalu sering mendapatkan informasi serupa, membuat Ipda MA gerah juga. Ia mulai mengaktivasikan kesadaran diri untuk memastikan kebenaran setiap datangnya informasi tersebut.
Setiap memperoleh informasi serupa mengenai kelakuan sang istri. Ia tak lagi mengabaikan, namun mulai menampungnya. Bahkan perlahan-lahan Ipda MA memverifikasi dan mencari kebenaran sendiri.
Pada Kamis (1/6/2023), kebetulan hari itu adalah tanggal merah peringatan Hari Lahir Pancasila. Sang istri berpamitan kepadanya agar tetap masuk berdinas di markas untuk melaksanakan upacara.
Namun, setelah menyelesaikan upacara, sang istri meminta izin kepada Ipda MA untuk bepergian sejenak melakukan takziah.
Siapa yang meninggal dunia, Ipda MA juga mengaku dibuat geleng-geleng kepala. Karena sang istri juga tak memberikan informasi yang jelas atas rencana bepergiannya.
Hampir seharian tak ada kabar. Ipda MA mulai berupaya menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp (WA) dan telepon seluler kepada sang istri sekitar pukul 15.00 WIB. Namun, hingga pukul 19.00 WIB, sang istri tak kunjung merespons pesan dan sambungan teleponnya.
Merasa kelakuan sang istri makin tak wajar, Ipda MA tak ingin duduk berpangku tangan, pasrah begitu saja.
Ia tak ingin memakai nalar sebagai suami awam lagi. Kali ini ia ingin menggunakan nalar penyidik ala anggota reserse untuk mencari tahu keberadaan sang istri.
Menggunakan perangkat pendeteksi lokasi keberadaan nomor ponsel milik sang istri berbasis aplikasi ponsel Android dalam ponselnya, Ipda MA mendapati lokasi ponsel sang istri berada di kawasan Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan, sekitar pukul 20.00 WIB.
Sejam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, Ipda MA mulai bergegas mencari keberadaan sang istri berbekal petunjuk lokasi hasil pelacakan nomor ponsel sang istri.
Ternyata, ia mendapati beberapa area yang diduga kuat menjadi lokasi keberadaan sang istri. Namun, anehnya lokasi tersebut berpindah-pindah.
Hingga akhirnya, ia sempat mendapati adanya sebuah mobil Toyota Fortuner warna hitam yang terdapat keanehan pada susunan huruf dan angka pada pelat nopolnya.
Ipda MA merasa, susunan pelat nopol tersebut identik dengan sebuah nama angkatan pendidikan perwira.
Tak pelak, ia sempat menyimpulkan bahwa sang istri sedang main serong dengan seorang teman oknum sesama anggota kepolisian dari satu angkatan pendidikan sekolah Perwira.
"Saya akhirnya menemukan mobil Fortuner warna hitam bernopol (sebut nopol). Dari situ saya pertama tanya bahwa jadi hari itu adalah acara angkatan," ujar anggota Satreskrim Polresta Sidoarjo itu.
Tak ingin gegabah, Ipda MA menyudahi proses pengintaiannya, sekitar pukul 00.30 WIB. Ia mulai kembali pulang ke arah Sidoarjo.
Dan, di tengah perjalanan, sekitar pukul 01.00 WIB, seseorang menghubunginta melalui sambungan telepon. Sosok tersebut mengaku kepadanya berinisial Ipda AF, anggota Ditlantas Polda Jatim atau teman Ipda DS.
Maksud Ipda AF menelepon Ipda MA hanya sebatas memberikan kabar bahwa sang istri; Ipda DS, baru saja pulang dari takziah dan pada tengah malam itu bakal segera pulang.
Di ujung telepon, Ipda MA menjawabnya secara datar. Padahal rentetan tanda tanya membanjiri benaknya; mengapa sang istri enggan memberikan kabar itu secara langsung kepadanya, dengan menghubunginya balik.
Mengingat waktu telah terlanjur larut atau sudah memasuki dini hari, detibanya di rumah Ipda MA tak ingin membahas permasalahan tersebut. Namun ia memilih menunggu keesokan harinya.
"Jadinya saya makin curiga," gumamnya.
Keesokan harinya, Ipda MA berupaya menegur kelakuan sang istri yang mulai aneh. Bahkan ia juga memberikan wejangan agar bersyukur selama belasan tahun hidup berumah tangga, masih dapat rezeki yang cukup untuk menghidupi keempat anak-anaknya.
Nasehat yang disampaikannya bak 'masuk telinga kiri keluar melalui telinga kanan'. Sang istri hanya mengiyakan nasehat tersebut, seakan-akan nasehat sang suami bakal dipatuhi setelahnya.
Namun, kenyataannya berbanding terbalik. Ipda MA mengungkapkan, kelakuan sang istri masih sama. Masih berperilaku aneh seperti sebelumnya. Bahkan, masih tetap menelepon sosok Ipda ADSY selama berjam-jam, tatkala berada di rumah.
"Tanggal 2-3 Juni, saya ingatkan ke istri; dek gak semua polwan dan polisi enak naik mobil, AC, anakmu udah banyak, rejeki udah ada. Dia jawab; iya mas. Begitu gelagatnya saya lihat masih telepon-teleponan dengan dia. Sampai makan siang aja diperhatikan," keluhnya.
Lantaran nasehatnya tak digubris, Ipda MA lantas mulai memverifikasi kebenaran semua dugaan skandal perselingkuhan dengan sosok Ipda ADSY, dengan menghubungi sang istri melalui WA pada Jumat (9/7/2023).
Akhirnya, semua kecurigaan yang sempat tak digubrisnya dengan menampik berbagai temuan informasi yang disampaikan oleh beberapa teman-temannya, adalah kenyataan.
Ipda MA mengungkapkan, sang istri mengakui memiliki hubungan spesial dengan sosok Ipda ADSY, selama ini. Hubungan tersebut terjalin sejak keduanya lulus sekolah Perwira pada Bulan November 2021 silam.
Termasuk kecurigaan awal mengenai sosok pria di dalam mobil yang sempat ditanyakannya, dan ditepis oleh sang istri. Ternyata, sang istri berbohong kepadanya. Bahwa memang benar, di dalam mobil tersebut, sang istri berduaan dengan Ipda ADSY.
"Kalau pengakuan dari istri saya sejak tahun 2021 bulan November sudah berhubungan mereka. Saya tidak menyangka karena istri saya salatnya rajin, puasa Senin-Kamis rajin, dia baik. Tapi enggak menyangka seperti itu kejadiannya," ungkapnya.
Bahkan, lanjutnya, sang istri mengaku kepadanya juga telah berkencan atau melakukan hubungan intim dengan Ipda ADSY sebanyak lima kali.
Selain memilih lokasi di hotel, perbuatan terlarang tersebut juga dilakukan di salah satu rumah kosong milik Ipda ADSY di kawasan Jalan Kahuripan Raya, Kedayon, Kabupaten Sidoarjo.
"Kalau sudah melakukan hubungan layaknya suami istri, saat mengaku pertama pada tanggal 19 Juni itu, mengaku sekali. Begitu pagi harinya, dia mengaku lagi, dan saya video lagi, saya tanya, dia mengaku 5 kali," terangnya.
Mendapati pengakuan tersebut, Ipda MA lantas menghubungi Ipda ADSY untuk meminta pertanggungjawaban karena telah merusak keharmonisan rumah tangganya. Ternyata, Ipda ADSY justru berkelit.
Padahal, lanjutnya, seandainya Ipda ADSY mengakui perbuatannya dan menunjukkan iktikad baik secara langsung menyampaikan permintaan maaf, bukan tak mungkin kasus ini bakal diselesaikan secara kekeluargaan.
"Pihak terlapor mengucapkan astaghfirullah saya gak ada apa-apa dengan istrinya komandan, saya sama istrinya komandan sudah saya anggap keluarga," kata Ipda MA menirukan ucapan Ipda ADSY saat dihubunginya.
Pada hari sang istri mengakui perselingkuhan tersebut, Ipda MA memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan sang istri.
Kendati 'rungkat' karena merasa dikhianati, ia tetap ingin menyudahi perjalanan bahtera dengan sang istri secara baik-baik.
Bahkan, Ipda MA memberikan kesempatan kepada sang istri untuk membuktikan perasaaan cintanya itu, dengan segera menghubunginya kembali dalam waktu dekat.
Namun, setelah berhari-hari menunggu. Ternyata, sang istri tak kunjung menghubunginya kembali.
Ia merasa sang istri lebih menyayangi sosok pria selingkuhannya itu, ketimbang dirinya yang menemani membangun biduk rumah tangga, dengan tetap mendukung profesi Polwan sang istri, hingga sukses menjadi perwira.
"Mulai saat itu, kami pisah rumah. Dia pakai rumah saya yang lama. Saya dan anak-anak pakai rumah kontrakan. Anak-anak memilih ikut sama saya semua," ungkapnya.
Ipda MA telah mengadukan kasus yang menimpa keluarganya itu ke Bidang Propam Polda Jatim, sejak dua bulan lalu.
Namun, proses penyelidikannya masih terus bergulir hingga saat ini. Kabarnya, sang istri akan dijadwalkan menjalani pemeriksaan awal pada pekan depan.
Sebagai, sanksinya. Kini yang istri telah di-nonjob-kan sementara sebagai staf anggota di Ditreskrimum Polda Jatim.
Anehnya, hingga sekarang sanksi serupa, menurut Ipda MA, belum dilakukan atasan terhadap sosok Ipda ADSY.
Kendati demikian, besar harapannya, pihak atasannya di markas untuk secara objektif memberikan sanksi maksimal terhadap pihak yang bersalah atas kasus tersebut.
Bahkan, jika sanksi itu, berbuah pemecatan terhadap kedua belah pihak, istrinya; Ipda DS dan si teradu Ipda ADSY. Ipda MA mengaku, akan lebih legawa.
"Saya minta Ipda A dipecat karena sudah bikin sakit hati saya. Bikin hancur keluarga saya. Awal saya enggak seperti itu. Saya 2,5 bulan saya merawat anak. Jadi harus ditebus harus dipecat. Bila perlu dua-duanya dipecat nggak apa-apa. Saya siap. Setimpal. Saya sudah disakit," katanya, mendadak sesenggukan. Warna pupil matanya berubah memerah, lalu berkaca-kaca, dan basah digenangi air mata yang menuruni pipinya.
Disinggung mengenai nasib biduk rumah tangganya nanti, apakah bakal memilih tetap bercerai atau tetap membuka pintu maaf, Ipda MA mengaku pasrah dengan kehendak Tuhan.
Terpenting, kini dirinya telah hidup bersama keempat anaknya yang masih sekolah dan membutuhkan kasih sayang. Meskipun itu harus menyewa sebuah rumah kontrakan agar terpisah dari sang istri.
"Anak pilihan anak terserah (setelah bercerai). Kalau minta mamanya boleh. Minta ikut saya boleh. Saya enggak mau menuntut. Yang penting anak harus jadi anak soleh solehah gak sampai terjadi seperti ini,"
Sementara itu, TribunJatim.com berupaya menanyakan perkembangan penyelidikan pengaduan kasus tersebut ke pihak Bidang Propam Mapolda Jatim, sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun, seorang anggota Bidang Propam Polda Jatim yang ditemui depan pintu layanan Yanduan Bidang Propam Polda Jatim, menyampaikan, segala informasi mengenai perkembangan penyelidikan kasus yang diadukan kepada Bidang Propam Polda Jatim akan disampaikan oleh pihak Bidang Humas Polda Jatim.
"Karena sudah ada MoU antara kami dan pihak humas. Setiap informasi dari kami nanti akan disampaikan oleh pihak Humas," ujar Kompol AP, berkemeja lengan pendek warna hitam itu, pada TribunJatim.com
Tak berhenti di situ, TribunJatim.com juga berupaya mencoba menghubungi melalui sambung telepon seluler terhadap sejumlah pejabat utama Bidang Propam Polda Jatim; Kabid Propam Polda Jatim Kombes Pol IS, dan Kasubbid Wabprof Bidang Propam Polda Jatim, AKBP K. Namun, hingga pukul 22.45 WIB, tak kunjung direspons.
Selanjutnya, TribunJatim.com berupaya menghubungi pejabat Bidang Humas Polda Jatim. Namun, belum ada jawaban yang signifikan dan memuaskan mengenai perkembangan penyelidikan kasus tersebut.
Termasuk, kepada Ipda ADSY. Ia belum merespons pesan singkat yang disampaikan TribunJatim.com terkait klarifikasi atas kasus aduan masyarakat di Bidang Propam Polda Jatim yang menyeret namanya.
No comments: