Nasib Satpam Berakhir Lumpuh Demi Tolong Gadis Lompat, Ibu Gadis Malah Tuntut: Anda Apakan Anak Saya


Seorang satpam yang rela mengorbankan diri demi menolong nyawa seorang gadis malah mendapat sial.

Padahal satpam berakhir lumpuh demi tolong gadis lompat dari gedung.

Ibu gadis yang menjadi korban itu malah menuntut satpam tersebut.

Sungguh pilu nasib satpam yang menolong gadis lompat dari atas gedung.

Seorang pria penjaga keamanan menderita luka berat saat mencoba menangkap seorang gadis yang mencoba habisi nyawa sendiri dengan melompat dari atas gedung.

Pria itu akhirnya kehilangan pekerjaannya dan dikritik oleh keluarga wanita tersebut.

Kritikan tersebut berujung pada penuntutan keluarga gadis terhadap satpam yang berusaha menolong si gadis.

Dilansir Tribun Jatim via TribunStyle.com dari Oddity Central pada 8 Mei 2023, Qu Yan, 28 tahun, bekerja sebagai satpam di sebuah rumah sakit di Provinsi Jilin, China.

Dia sedang bertugas ketika menerima laporan bahwa seorang gadis muda telah naik ke balkon lantai empat dan mengancam akan melompat.

Qu Yan dengan cepat berlari keluar dan melihat wanita muda itu bersiap untuk mengakhiri hidupnya.

Petugas pemadam kebakaran belum tiba, dan sejumlah pegawai rumah sakit berebut membuat jaring untuk menangkap gadis itu ketika dia melompat.



Mereka tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukannya.

Hal tersebut karena gadis itu melompat dari balkon sebelum pemadam kebakaran datang menolong.

Qu Yan bereaksi secara naluriah, bergegas maju dan mencoba menangkap wanita itu di pelukannya.

Dampaknya sangat kuat sehingga Qu Yan menderita banyak patah tulang di sekujur tubuhnya.

Si satpam Qu Yan mengalami patah tulang termasuk di lengan dan tulang punggungnya, tetapi dia berhasil menyelamatkan nyawa gadis itu.

Gadis itu membutuhkan rawat inap juga, tetapi lukanya jauh lebih ringan, dan dia dipulangkan dalam hitungan hari.


Namun Qu Yan tidak seberuntung itu.

Hampir setahun setelah kejadian yang membuat Qu Yan terbaring di ranjang rumah sakit, situasinya tidak banyak berubah.

Dokter masih tidak dapat mengesampingkan kelumpuhan permanen karena kerusakan pada tulang belakangnya.

Dan, yang lebih parah lagi, keluarganya tidak mampu lagi membayar pengobatannya.

Mereka tidak harus melakukannya jika dia memiliki asuransi, tetapi Qu Yan kehilangan pekerjaannya segera setelah menyelamatkan nyawa gadis yang ingin akhiri hidup itu, karena dia jelas tidak bisa bekerja.

Keluarga Qu Yan mencoba menghubungi perusahaan keamanan tempat dia dulu bekerja untuk meminta mereka menutupi sebagian dari tagihan medisnya.

Namun semua itu tampaknya masih membutuhkan banyak pertimbangan karena dia terluka saat bekerja.

Tetapi mereka menolak, dan keluarga tidak punya cukup uang untuk menyewa pengacara untuk mengambil jalur hukum.

Mirisnya keluarga Qu Yan juga mendapat tanggapan pahit saat menghubungi keluarga gadis yang telah diselamatkan itu.

Dalam sebuah video yang diposting di BiliBili, salah satu kerabat Qu Yan terlihat menelepon keluarga gadis yang mencoba akhiri hidup itu, tapi dia malah dimarahi dan diancam.

"Apa yang telah kau lakukan?

Anak kami seperti ini sekarang,” kata ibu gadis itu dalam video.

“Anak saya cacat.

Jika sesuatu terjadi padanya,anda juga bertanggung jawab dan anda harus memikul tanggung jawab selama sisa hidup anda,” tambahnya.

Kisah tragis satpam muda itu meluluhkan hati jutaan orang di China.

Banyak dari mereka menawarkan bantuan keuangan kepadanya.

Banyak juga yang mengkritik keluarga wanita yang dia selamatkan karena begitu tidak berperasaan.

Alih-alih berterima kasih kepada Qu Yan karena telah menyelamatkan nyawa gadis itu, mereka malah mengancamnya.

"Ini sangat menyebalkan, mengapa tidak berterima kasih?" komentar salah seorang warganet.

Hal yang hampir mirip dialami juga oleh seorang ayah, menolong anaknya yang hampir terseret ombak tapi hasilnya malah pilu.

Aksi heroik yang dilakukan Sumaji (46), warga Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo, untuk menyelamatkan anaknya, yang tersapu ombak, akhirnya berakhir petaka.

Bukan hanya anaknya, Mz, berusia 13 tahun, yang tak berhasil diselamatkan namun bapaknya juga sama-sama tergulung ombak Pantai Nglempar.

Peristiwa pilu itu terjadi, Jumat (24/6/2022) petang lalu.

Kepergian bapak dan anak itu karuan membuat Erna (37), ibu Mz, berduka yang cukup mendalam. Sebab, sekali kehilangan dua orang sekaligus, yang sama-sama dicintainya apalagi itu terjadi di depan matanya karena saat kejadian itu terjadi, Erna ikut mendampingi suaminya memancing.

"Iya, mereka memancing bertiga sehingga ia melihat langsung apa yang dialami kedua orang yang dicintainya itu," ppaparnya.

Memang, belum diketahui kronologisnya karena satu-satunya yang selamat, adalah hanya Erna.

Namun, karena masih dalam suasana berduka sehinggaa belum bisa dimintai keterangan.

Cuma, lanjut Supriadi, mereka berangkat dari rumahnya, Jumat petang atau sekitar pukul 17.30 WIB. Mereka berboncengan sepeda motor bertuga.

Karena dekat dari rumahnya, sehingga tak sampai perjalanan 30 menit, mereka sudaah tiba di Pantai Nglempar, yang ada di Desa Ngadipuro, Kecamatan Wonotirto.

"Dekat dengan desa korban sehingga meski datang malam hari, namun warga sekitar situ sepertinya sudah tidak asing," ujarnya.

Perlu diketahui, Pantai Nglempar juga disebut dengan nama Pantai Pudak. Jaraknya tidak jauh dari Pantai Tambakrejo, yang cukup terkenal itu karena banyak dikunjungi wisatawan.

Itu berjarak 9 km atau sebelah timurnya. Meski tidak jauh dengan pantai wisata Tambakrejo namun kondisinya masih sepi karena belum dikenal oleh wisatawan lokal. Beda dengan Pantai Tambakrejo, selain sudah jadi destinasi wisatawan juga ada banyak pilihan untuk dikunjungi. Di antaranya, mepet dengan perkampungan nelayan sehingga selalu ramai, juga ada tempat pelelangan ikan dan pangkalan perahu nelayan dari berbagai daerah.

"Namun, di pantai itu (Nglempar), kondisinya masih sepi dan jauh dari perkampungan penduduk, bahkan belum dikunjungi wisatawan," paparnya.

"Dekat dengan desa korban sehingga meski datang malam hari, namun warga sekitar situ sepertinya sudah tidak asing," ujarnya.

Setelah menempuh perjalanan tidak sampai 30 menit, sepeda motor yang ditumpangi korban dan istri serta anak itu sampai di pantai. Tak berselang lama, mereka mencari lokasi untuk dipakai melempar kailnya. Akhirnya, ditemukan lokasi di atas batu karang, yang dipakai duduk bertiga. Tak hanya Sumaji yang memancing namun anaknya yang berusia 13 tahun itu, juga tidak mau hanya menunggu melainkan memancing sendiri.

Yang tak memancing hanya ibunya, Erna. Namun, ia dengan setia menungguinya, dengan sama-sama duduk di atas batu, yang ada di tepi laut. Tingginya batu itu hanya setengah meter dari air tepi pantai itu.
n

"Belum diketahui, apakah korban itu sering memancing di pantai itu atau tidak. Sebab, kami masih kosentrasi untuk melakukan pencarian," ujarnya.

Baru pada lemparan kailnya yang pertama, tiba-tiba datang ombak besar. Itu langsung menghantam batu karang, yang diduduki mereka bertiga. Ketiganya juga terkena hempasan ombak yang menghantam batu--tempatnya melempar senar pancingnya itu. Celakanya, anaknya langsung terjebur, sedang bapak dan ibunya, tidak apa-apa meski basah kuyup.

"Ombak itu tidak diduganya karena sebelumnya hanya landai-landai saja. Namun baru mulai memancing tiba-tiba datang ombak seperti itu," paparnya.

Melihat anaknya terjebur setelah dihantam ombak, namanya ayah, Sumaji langsung mengejarnya.

Tanpa berpikir akan bahaya padanya, ia langsung melompat Sedang, istrinya menunggu di atas batu karang sambil menangis ketakutan. Dalam kondisi seperti itu, Erna kian khawatir karena suaminya tak juga terlihat muncul ke permukaan meski sudah beberapa menit.

Begitu suaminya tak muncul-muncul, ia bukan hanya bisa menangis dengan kian ketakutan namun juga kebingungan yang luar biasa. Sebab, tak ada orang lain di pantai, selain dirinya sendiri.


















Nasib Satpam Berakhir Lumpuh Demi Tolong Gadis Lompat, Ibu Gadis Malah Tuntut: Anda Apakan Anak Saya Nasib Satpam Berakhir Lumpuh Demi Tolong Gadis Lompat, Ibu Gadis Malah Tuntut: Anda Apakan Anak Saya Reviewed by wongpasar grosir on May 10, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.