jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya dr Ardyan Prima Wardhana menyampaikan panduan pertolongan pertama yang bisa dilakukan masyarakat jika menemui orang tak sadarkan diri akibat henti napas di tengah kerumunan.
Hal itu bisa terjadi ketika menonton konser, festival, atau pertandingan olahraga. Menurut dr Ardyan penyebab kematian akibat kerumunan massa adalah himpitan pada ruangan yang sempit dan tertutup.
“Ketika manusia terhimpit, dia seperti orang tercekik dan tak bisa bernapas. Dia bisa lemas dan pingsan akibat kekurangan oksigen. Kalau dibiarkan dalam waktu lama dapat berujung kematian,” kata dr Ardyan tertulis, Kamis (10/11).
Nah, jika menemukan kasus seperti itu, respons yang harus dilakukan yaitu korban harus dipindahkan ke lingkungan yang memiliki udara bebas, jauh dari keramaian, dan dibaringkan ke permukaan datar.
"Setelah itu segera lakukan pengecekan respons terhadap orang yang ditolong," ujarnya. Hal pertama yang dicek jalan napas dan napas korban. Caranya dengan mengangkat dagu pasien, lalu rasakan dan dengarkan hembusan napas yang keluar dari hidung atau mulut.
Adanya hembusan napas juga dapat terlihat dari dada atau perut pasien yang terangkat.
Apabila tidak ada hembusan napas dalam lima sampai sepuluh detik maka perlu segera mencari bantuan medis,” lanjutnya. Sembari menunggu tenaga medis datang, penolong harus segera melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR). Hal itu bisa membantu memperbesar peluang keselamatan pasien Adapun tahapan CPR yang dilakukan yang pertama, letakkan pangkal telapak tangan dominan bagian bawah di tengah dada, lalu kunci dengan jemari tangan lainnya. Secara spesifik, untuk pria letaknya di pertemuan garis yang menghubungkan puting susu dengan tengah dada. "Kalau untuk wanita, ditarik garis lurus dari pangkal ketiak ke tengah dada," jelasnya. Kedua, memberikan pijat jantung sebanyak 30 kali dengan kecepatan 100 kali per menit (atau sekitar tiga sampai empat tekanan setiap dua detik). "Tangan harus lurus dengan bahu dan sejajar dengan tangan. Ketika melakukan kompresi, badan harus condong ke pasien dan gerakannya dari panggul untuk mengurangi rasa lelah," ucapnya.
Ketiga, memberikan napas buatan dengan cara menjepit hidung pasien lalu meniupkan udara dari mulut sebanyak dua kali. Teknik dikatakan tepat apabila dada pasien terangkat saat diberikan napas buatan.
"Ulangi kembali pemberian CPR dengan perbandingan 30 pijat jantung : 2 napas buatan," katanya. Dokter spesialis anestesi itu mengatakan kesalahan yang sering terjadi adalah kecepatan pijat jantung yang terburu-buru sehingga melebihi dari yang dibutuhkan. Kemudian, ada penolong yang enggan untuk memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut. Bila seperti itu, menurut dr. Ardyan, penolong lebih baik tetap menolong dengan pijat jantung daripada tidak sama sekali. CPR boleh dihentikan ketika pasien sudah mulai bernapas atau ada instruksi dari tim medis untuk berhenti. “Yang perlu diingat adalah CPR hanya sebagai pertolongan pertama. Bantuan kepada pasien bisa jadi sia-sia bila tidak ada bantuan medis yang segera datang,” tegasnya. Walaupun hanya bersifat sebagai pertolongan pertama, tetapi penting bagi masyarakat untuk memahami CPR agar dapat menyelamatkan nyawa orang lain di tengah kondisi darurat. (mcr12/jpnn)
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Panduan Pertolongan Pertama Orang Henti Napas, Dokter Spesialis Anestasi Ubaya Beber Caranya
Reviewed by wongpasar grosir
on
November 11, 2022
Rating:
No comments: