Magetan (beritajatim.com) — Situasi HIV/AIDS di Kabupaten Magetan kembali memunculkan kekhawatiran serius, terutama setelah Dinas Kesehatan menemukan lima ibu hamil dan menyusui (bumil/busui) yang terinfeksi HIV hingga akhir November 2025.
Temuan ini menjadi alarm keras karena penularan dari ibu ke anak (mother-to-child transmission) merupakan salah satu jalur penyebaran HIV yang paling berisiko dan membutuhkan penanganan cepat.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Magetan, Agus Yudi, menyebut bahwa kelima bumil/busui tersebut kini berada dalam pantauan intensif dan diarahkan menjalani pengobatan ARV untuk mencegah penularan ke bayi.
Hingga November 2025, jumlah kasus HIV/AIDS di Magetan mencapai 108 penderita yang berdomisili di Magetan. Angka ini mencerminkan peningkatan yang konsisten dan menandakan bahwa upaya penemuan kasus masih harus diperkuat.
Meski sebagian besar penderita sudah menjalani pengobatan, Agus mengakui masih ada yang enggan berobat karena penolakan terhadap statusnya (denial). Kondisi ini membuat rantai penularan sulit sepenuhnya dikendalikan.
Selama tahun 2025, tiga kecamatan mencatatkan temuan kasus tertinggi:
Panekan: 14 kasus
Maospati: 12 kasus
Karangrejo: 9 kasus
Tiga wilayah ini menjadi fokus penanganan Dinkes karena tingginya interaksi sosial masyarakat, mobilitas tinggi, serta keberadaan titik-titik rawan penularan.
Namun sebaran kasus tidak hanya terbatas di tiga wilayah tersebut. Temuan pada calon pengantin dan kelompok tertentu seperti Lelaki Seks Lelaki (LSL) menunjukkan bahwa penyebaran HIV kini merata dan tak lagi terpusat pada satu kelompok risiko saja.
Untuk mempersempit lingkar penularan, Dinkes Magetan melakukan sero survey dan tracing aktif di sejumlah lokasi yang dinilai berisiko.
“Kami melakukan sero survey di kafe-kafe di Magetan dan lapas,” ungkap Agus Yudi.
Pendekatan ini dilakukan untuk menemukan kasus sedini mungkin, termasuk mereka yang belum menunjukkan gejala atau enggan memeriksakan diri.
Agus Yudi memastikan bahwa sejauh ini tidak ada temuan kasus HIV pada anak di Magetan. Namun dengan adanya lima bumil/busui positif, risiko penularan pada bayi tetap ada jika tidak dilakukan pendampingan dan pengobatan yang tepat.
Penanganan kasus bumil menjadi prioritas agar Magetan tidak menambah daftar panjang kasus HIV usia anak seperti yang terjadi di sejumlah daerah lain.
Dengan total kasus mencapai 108 orang, Magetan tidak bisa lagi menganggap HIV sebagai isu pinggiran. Peningkatan tracing, edukasi seks aman, serta pendampingan bagi kelompok rentan harus dipercepat. [fiq/aje]
SUMBER : https://beritajatim.com/lima-ibu-hamil-di-magetan-terinfeksi-hiv-total-kasus-tembus-108
No comments: