Dua Kiai Mantan Wakil Bupati Jember Angkat Bicara Soal Sound Horeg

Jember (beritajatim.com) – Dua orang kiai yang pernah menjabat wakil bupati angkat bicara soal kontroversi sound horeg di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Mereka berpendapat sound horeg lebih banyak membawa mudarat ketimbang manfaat.

“Segala sesuatu itu kalau berlebihan tidak baik. Terlalu boros, isrof tidak baik. Terlalu perhitungan, bukhl juga tidak baik. Terlalu berani, tahawwur atau membahayakan atau terlalu takut atau jubn juga tidak baik. Yang sedang itu saja’ah,” kata Muhammad Balya Firjaun Barlaman, Wakil Bupati Jember 2021-2025 yang akrab disapa Gus Firjaun, Jumat (25/7/2025).

Bahkan, menurut Firjaun, hal yang tidak baik bisa haram. “Sound kalau volumenya berlebihan dan ada unsur iidza’ (menyakiti) atau ihlak (merusak), jatuhnya haram. Kalau sesuai aturan, tidak menimbulkan dampak negatif, baik pada lingkungan, kesehatan dan lain-lain ya tidak masalah,” kata pengasuh Pondok Pesantren Ash-shiddiqi Putra ini.

Sementara itu, Abdul Muqit Arief yang akrab disapa Kiai Muqit, menilai sound horeg, juga memiliki aspek positif: sebagai hiburan bagi yang menyukainya, sebagai media kreativitas, dan memiliki manfaat ekonomi bagi pelaku usaha mikro kecil menengah.

“Namun aspek negatifnya jauh lebih besar, yaitu: mengganggu lingkungan, membahayakan indera pendengaran, memecahkan kaca jendela dan merontokkan genteng atap rumah, merusak fasilitas umum yang akan dilewati, joget pargoy, dan lain-lain,” kata Wakil Bupati Jember 2016-2021 ini.

“Di dunia ini tidak ada yang murni jelek atau murni baik. Selalu memiliki sisi positif dan negatif. Yang diharamkan oleh agama pasti lebih banyak madharatnya dari pada manfaatnya,” kata Muqit.

Muqit sendiri meragukan efektifvitas pembatasan terhadap sound horeg. “Agak sulit, karena dalam beberapa kasus di mana diberi pembatasan-pembatasan, ternyata tidak terbendung. Biasanya, semakin keras dentumannya, dianggap semakin jos,” katanya.

Pada akhirnya, kata Muqit, semua sangat tergantung pada pelaku usaha sound horeg untuk mengendalikan diri. “Walaupun, sekali lagi sangat sulit,” jelasnya.

Namun Muqit mendukung adanya ketegasan pemerintah daerah dan aparat kepolisian. “Ketegasan itu harus dengan pendampingan yang tegas pula,” katanya.

Muqit percaya fenomena sound horeg tak akan bertahan lama. “Sound horeg termasuk budaya pop yang ada masanya. Tidak akan lama juga. Pelan-pelan tapi pasti masyrakat akan menyadari dampaknya yang tdk baik,” katanya. [wir]


 







SUMBERhttps://beritajatim.com/dua-kiai-mantan-wakil-bupati-jember-angkat-bicara-soal-sound-horeg

Dua Kiai Mantan Wakil Bupati Jember Angkat Bicara Soal Sound Horeg Dua Kiai Mantan Wakil Bupati Jember Angkat Bicara Soal Sound Horeg Reviewed by wongpasar grosir on July 25, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.