TRIBUNJATIM.COM - Simak sosok Musa ODGJ mantan jaksa bergelimang gaji namun habis di tangan istri kedua.
Gaji bulanan Musa ternyata ludes dihabiskan oleh istri keduanya, padahal dalam satu bulan mampu meraup penghasilan hingga Rp 100 juta.
Kisah Musa itu hingga akhirnya viral usai dibagikan oleh CepDen melalui kanal YouTube-nya.
TRIBUNJATIM.COM - Simak sosok Musa ODGJ mantan jaksa bergelimang gaji namun habis di tangan istri kedua.
Gaji bulanan Musa ternyata ludes dihabiskan oleh istri keduanya, padahal dalam satu bulan mampu meraup penghasilan hingga Rp 100 juta.
Kisah Musa itu hingga akhirnya viral usai dibagikan oleh CepDen melalui kanal YouTube-nya.
Musa juga menceritakan bagaimana kehidupannya sebelum menjadi ODGJ
Ternyata dulunya Musa merupakan seorang jaksa.
Bahkan Musa merupakan seorang PNS yang memiliki jabatan tinggi.
Mengenai status PNS Musa, menurut cerita Musa, ia masih aktif.
Namun saldo mengendap dan ATM-nya telah diblokir.
Saat masih menjabat dirinya pun sempat menangani sekira 50 perkara.
Terakhir Musa menjabat sebagai kepala seksi tindak pidana khusus dan berkantor di belakang Gedung Sate, Bandung.
KUNJUNGI JUGA :
- JUAL TAS SELIMUT IMPOR
- Steker Saklar Lampu On Off / Colokan Listrik On Off seharga Rp7.000.
- Alat Pijat Leher Terapi Mini Pad Mat Electric EMS Massager Recharging seharga Rp20.000 - Rp65.750.
- BARDI Smart PLUG WiFi Wireless Colokan - IoT Smart Home dengan harga Rp121.000.
- Stop Kontak Kabel 2/3/4/5 Lubang 3 Meter Stop Kontak Listrik dengan harga Rp14.999.
- Irigasi Tetes Botol Bottle Drip Alat Siram Tanaman Otomatis seharga Rp1.990.
Sebelumnya Musa pernah bekerja di Sumatera yang hanya digaji Rp 600 ribu.
Namun sejak pindah ke Jawa Barat ia mampu meraup Rp 15 juta per bulan.
Saat ditanya mengenai gajinya dulu, Musa mengatakan ia mendapatkan gaji Rp 11 juta per bulan.
"Itu pinggirannya aja," kata Musa.
"Oh jadi itu sampingannya aja?" tanya CepDen lagi.
"Rencananya Rp 100 juta, tapi salah pilih ibu rumah tangga," tambah Musa.
Musa pun menceritakan gegara seorang wanita, ia harus menafkahi Rp 1 miliar tiap bulannya.
Bahkan uang tersebut harus diberikan secara cash tiap bulan.
Melalui obrolan Musa dan CepDen diketahui jika wanita tersebut merupakan istri siri dari Musa.
Keduanya menikah diam-diam dan belum sah diakui negara.
Bahkan istri siri Musa tersebut pernah mengajukan gugatan, namun ditolak oleh negara.
Musa pun mengaku sebelumnya dirinya juga telah beristri dan memiliki 5 anak dari istri pertama.
Namun habis-habisan seusai menikahi istri kedua.
Menurut cerita Musa, istri keduanya merupakan seorang pemborong.
Memiliki relasi yang banyak dan pintar melobi kliennya.
Hanya saja Musa harus memberikan uang bulanan yang besar untuk istri sirinya tersebut.
"Wadonnya sekarang jalan-jalan ke Bali, dihabisin ke situ."
Musa pun mengaku ia salah langkah yang kini membuatnya harus menanggung nasib.
Musa mengaku trauma dan takut melihat wanita tersebut.
Ia menceritakan pernah melihat wanita tersebut mengendarai sebuah mobil di jalan.
"Makanya kan ketakutan, kita melompat," ujar Musa.
Meski trauma, Musa mengaku istri ke duanya itu memiliki hati yang baik.
Bahkan saat menceritakan mantan istrinya tersebut, Musa sempat mengutip mengenai hadis Rasulullah SAW.
"Tapi hatinya baik," cerita Musa kepada CepDen mengenai perangai istri sirinya tersebut.
Sementara itu ada kisah hidup Enuh Nugraha, gelandangan lulusan ITB yang viral itu makin terungkap.
Sebelum jadi ODGJ atau mengalami gangguan jiwa, Enuh lulusan ITB adalah sosok yang rajin.
Enuh juga memiliki pekerjaan yang mulia.
Tak hanya bekerja saja, ada penghasilan yang ia peroleh sampai akhirnya menjadi gelandangan.
Sosok Enuh Nugraha merupakan sosok yang pendiam tapi suka mengajar dan membantu orang lain.
Enuh Nugraha seorang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kini nasibnya menjadi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) ternyata memiliki kisah panjang saat di kampus dahulu.
Enuh Nugraha sendiri merupakan alumni ITB tahun 1997.
Di ITB ia masuk dalam jurusan Kelautan.
Pada beberapa waktu lalu, Enuh Nugraha pun ditemukan sedang menggelandang di simpang jalan di kawasan Magelang, Jawa Tengah.
Ia ditemukan oleh seorang YouTuber Sinau Hurip dan dibawanya pulang.
Kontennya itupun menjadi viral hingga akhirnya sampai ke teman-teman kampus Enuh Nugraha.
Melihat teman satu angkatannya menjadi ODGJ, sejumlah sahabat Enuh Nugraha pun datang menjemputnya ke Magelang.
Kini, Enuh Nugraha sudah berada di Bandung untuk menjalani perawatan.
Dilansir dari YouTube Cerita Muria, sahabat Enuh Nugraha Irfan Kusuma mengungkapkan bahwa saat itu ia baru pertama kenal dengan Enuh Nugraha namun bisa langsung akrab.
Bukti Kecerdasan Enuh Alumni ITB yang Jadi ODGJ, Sempat Penelitian ke Palembang, Kini Masih Ingat (YouTube Sinau Hurip via BangkaPos)
Keakrabannya itupun ia abadikan, foto bersama Enuh Nugraha dan teman-teman di ITB lainnya.
"Kita pernah foto bersama satu angkatan, itu momen-momen yang paling menyenangkan karena kita baru saling kenal waktu itu, baru saling beradaptasi satu sama lain," jelasnya dari TribunnewsBogor.com, Senin (20/11/2023), seperti dikutip TribunJatim.com
Menurutnya, Enuh Nugraha mulai ada tanda-tanda 'sakit' sejak tahun 2005 sampai 2007.
Saat itu, kata Irfan Kusuma, Enuh Nugraha sempat mundar-mandir mencari pekerjaan.
Namun, kabar mengenai pekerjaan yang dicarinya tak ada kabar.
Penolong Enuh Nugraha bisa kembali baik dan waras terungkap, ini ternyata penyebab sebenarnya ODGJ lulusan ITB itu jadi gangguan jiwa. (Tribun-Medan.com)
Lalu, di YouTube Sinau Hurip, Enuh Nugraha sempat bercerita kalau dirinya pernah mengalami patah hati.
Ia mengaku ditinggal oleh kekasihnya hingga akhirnya memutuskan untuk pergi.
Pada beberapa tahun lalu, para alumni ITB 1997 mengadakan reuni.
Saat berkumpul itulah mereka mengetahui bahwa sosok itu adalah Enuh Nugraha.
Saat itulah mereka mulai mencarinya.
Irfan Kusuma mengungkapkan bahwa Enuh Nugraha merupakan sosok yang pendiam di kampus.
Namun, Enuh Nugraha juga merupakan orang yang pintar.
Bahkan, bila ada temannya yang tak bisa dalam pelajaran, ia akan mengajarinya.
Selain di kampus, kata Irfan Kusuma sahabatnya itu memang sudah terkenal pintar di lingkungan rumahnya.
Walaupun berasal dari keluarga sederhana, tetapi Enuh Nugraha memiliki tekad untuk bersekolah tinggi.
Ya, Enuh Nugraha adalah seorang ODGJ lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang ternyata memiliki pribadi yang cerdas dan suka menolong.
Melalui unggahan Youtube Sinau Urip yang dipandu Sukaryo Adiputra atau kerap disapa Mas Adi, Enuh sempat berkuliah di Unpad pada tahun 1996.
Di Unpad ia mengambil jurusan Farmasi yang ia jalani selama satu tahun.
Kemudian Enuh pundah ke ITB mengambil jurusan Teknik Kelautan pada 1997.
Saat Mas Adi bertanya mengenai skripsinya, Enuh rupanya masih mengingat.
"Dulu skripsinya tentang apa?" tanya Mas Adi.
"Tentang kelautan," jawab Enuh.
Menurut Mas Adi, Enuh masih mengingat kenangan soal sungai Lais di Palembang yang menjadi penelitian skripsinya.
Sementara itu Mas Adi juga menyebutkan judul skripsi yang ditulis Enuh, yaitu "Analisis dan Simulasi Sedimentasi Sungai Lais Palembang".
"Dulu penelitiannya di Sungai Lais Palembang ya?" tanya Mas Adi.
"Iya, sampelnya pakai kedalaman, diukur pakai materan, sampel lumpur juga diambil. Disimulasikan disana," kata Enuh.
"Disimulasikan dengan siapa? dengan dosen temen?" tanya Mas Adi
"Sama dosen pembimbing, sama temen juga," jawab Enuh.
Diketahui bahwa Enuh Nugraha merupakan lulusan ITB jurusan Teknik Kelautan yang cukup disegani semasa kuliah.
Kecerdasannya di bidang pemrograman dan beberapa mata kuliah lain kerap menjadi tumpuan konsultasi teman-teman kuliah Teknik Kelautan angkatan 1997.
Siapa sosok sebenarnya Sri Endah yang disebut-sebut pemicu Enuh Nugraha lulusan ITB jadi ODGJ? Sahabat bongkar faktanya. (YouTube/Sinau Hurip)
Terlihat dari tayangan Youtube Cerita Muria, momen haru itu terjalin saat para sahabat lamanya berkunjung.
Sambil berpelukan, Enuh Nugraha juga mencoba mengingat teman-temannya satu persatu.
Enuh bahkan terlihat sempat meneteskan air matanya setelah ia mengingat kembali teman-teman kuliahnya itu.
Tampak dari raut wajah Enuh dan para sahabatnya bahagia bisa berkumpul kembali.
Salah satu temannya mengajak Enuh berbincang dan menyarankan agar ia mau diajak pulang ke Bandung.
"Saya ngajak Enuh kerja sama saya karena pas kuliah dulu Enuh kan pinter, bisa ditanyalah sama temen-temennya bagaimana cepatnya Enuh dalam menerima pelajaran," ujar Irfan juga alumni teknik kelautan ITB angkatan 97 dilansir dari Youtube Cerita Muria, pada (10/11/23), dikutip TribunJatim.com via TribunSumsel.com
Sandi mengaku bersyukur bisa kembali berkumpul dengan teman lamanya waktu kuliah di teknik kelautan ITB tahun 1997.
"Sudah lama mencari keberadaan Enuh, kami putus kontak dengan Enuh sejak tahun 2017 lalu. Dari situ, teman alumninya pun berusaha mencari keberadaan Enuh hingga akhirnya kami mendapat info melalui Mas Adi Sinau Hurip waktu di Jalan Lingkar Demak," sambungnya
Usai dijemput, Enuh rencananya akan langsung dilakukan pemeriksaan di Bandung, Jawa Barat.
Selanjutnya Enuh akan dibawa ke rumah sakit atau panti rehab kejiwaan di Bandung.
Irfan Sandi merupakan satu di antara tiga sosok teman kuliah yang masih diingat Enuh Nugraha.
Dia mengaku bersyukur akhirnya bisa menemukan Enuh dan membawanya kembali ke Bandung.
Di Bandung, lanjut Irfan, Enuh rencananya akan disambut juga oleh kakak kandungnya yang berada di Sumedang.
Pihaknya juga sudah membentuk tim dan penggalangan dana untuk pengobatan Enuh selanjutnya.
"Kami sedang melakukan pemutakhiran data. Ada teman kami yang sedang menyiapkan pengobatan selanjutnya di Bandung," ujar dia.
Sebagai teman seperjuangan, Irfan Sandi berkomitmen bersama teman-teman lain akan memberikan perawatan dan pengobatan terbaik kepada Enuh Nugraha.
Tahap pertama, Enuh akan dibawa ke dokter dan psikiater untuk mengecek kondisi psikis dan kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Hasil dari pemeriksaan itu, lanjut Irfan, menjadi dasar untuk melakukan tahapan lain sebagai awal pengobatan bagi Enuh Nugraha.
"Kami belum bisa pastikan apakah nanti akan dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) atau rumah rehabilitasi. Kita tunggu hasil pemeriksaan dulu, tetap kami akan usahakan arahan-arahan yang terbaik dari mas Adi," ucapnya.
Setelah melihat langsung kondisi Enuh dan berbincang-bincang, Irfan Sandi percaya bahwa kondisi Enuh masih baik dan bisa disembuhkan dengan bantuan medis.
Kondisi Enuh yang dinilai tidak parah gangguan kejiwaannya diyakini bisa sembuh cepat, agar Enuh bisa kembali beraktivitas selayaknya orang normal pada umumnya.
"Kondisi Enuh tidak separah yang kita bayangkan seperti yang dialami ODGJ pada umumnya. Bahkan dia sempat meneteskan air mata ketika bertemu kami.
"Di Bandung nanti sementara waktu akan tinggal bersama salah satu teman kami ketika menjalani perawatan," jelas dia.
No comments: