UPDATE Ledakan di Junrejo, Kota Batu, Waluyo Meninggal di RS Saiful Anwar

SURYAMALANG.COM, BATU - Waluyo Tirto Nugroho (28) meninggal setelah menjalani perawatan di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jumat (23/6).

Pria asal Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tersebut meninggal dengan luka bakar sampai 90 persen akibat ledakan petasan di Dusun Karang Mloko, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada Rabu (21/6).

"Sejak dibawa ke RS, kondisi korban memang sudah serius, dan luka bakarnya mencapai 90 persen," kata AKBP Oskar Syamsuddin, Kapolres Batu kepada SURYAMALANG.COM.

Waluyo menyewa rumah sewa permanen tersebut sejak 5 April. Oskar menuturkan saat hendak mengontrak bangunan tersebut, korban mengaku akan menggunakan bangunan tersebut untuk usaha.

"Saat itu korban tidak menyebutkan jenis usahanya. Setelah ledakan itu, baru diketahui ternyata korban menggunakan bangunan itu untuk home industri kembang api," tutur Oskar.

Saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi ledakan, polisi menemukan bubuk mesiu seberat 50 kilogram (Kg), timbangan, jeriken berisi cairan warna biru dan cairan warna putih, alat penyampur, tiga kardus berisi kembang api sepanjang antara 70 sentimeter sampai 1 meter, alat bor, dan serbuk yang diduga bahan pembuatan kembang api.

Warga bernama Slamet Sutikno mengatakan korban sempat mengungkapkan alasannya menyewa rumah tersebut.

Saat izin ke ketua RT setelah, korban mengatakan akan melakukan penelitian keramik.

Warga tidak mengetahui aktivitas korban selama menyewa rumah tersebut.

Makanya warga tercengang ketika mendapati korban menggunakan bangunan itu untuk home industri petasan.

Menurutnya, setiap hari banyak pegawai, siswa sekolah di rumah tersebut. Warga mengira siswa tersebut sedang Praktik Kerja Lapangan (PKL) di home industri tersebut.

"Saya kaget begitu tahu rumah tersebut untuk membuat petasan," tambahnya.

Setiap hari Waluyo tidak pernah tidur di rumah semi permanen itu. Waluyo datang pagi, dan pulang pada sore hari.

"Dia hanya menyewa bangunan itu. Saya jarang melihat dia datang. Saya hanya sering melihat saat dia pulang. Saya sering menyapanya," imbuhnya.