Berbubu Laba dari Niaga Hewan Kurban setelah Pandemi Berlalu



"Saat itu saya foto hewannya lalu saya jual. Kalau ada yang cocok, lalu saya beli dan antarkan ke pembeli itu," paparnya.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Jelang Idul Adha, biasanya muncul kandang-kandang hewan kurban di pinggiran jalan, tidak terkecuali di Kota Malang. Dalam pekan ini, kemungkinan besar masyarakat Kota Malang akan melihat realitas itu. Di sisi lain, Idul Adha menjadi momen penting bagi para pelaku bisnis hewan kurban. 

Bagi para pelaku bisnis hewan kurban, tahun ini seperti 'tahun baru' setelah badai pandemi Covid-19 dan PMK melanda. Semangat baru menjalankan bisnis pun dirasakan pedagang yang menjadi narasumber. Idul Adha kali ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengais keuntungan maksimal. 

Mokhammad Taufik, pedagang hewan kurban di Sawojajar menceritakan betapa sulitnya situasi saat pandemi dan PMK. Dibatasinya aktivitas orang-orang saat pandemi mengakibatkan bisnis hewan kurbannya merosot hingga sekitar 30 persen.

Namun kini kondisinya berbeda. Harapan besar ditaruh karena kondisi sudah kembali normal. Taufik menyatakan cukup optimis berjualan di tahun ini.

Hewan-hewan yang akan ia jual sudah disiapkan. Hewan-hewan itu berasal dari Jabung , Kabupaten Malang. Ia pastikan, hewan yang dijual dalam kondisi bagus dan bagus. Memenuhi standar dan layak untuk dikurbankan. 

"Hewan yang akan kami keluarkan itu benar sehat secara fisik, kualitas hewan memenuhi standar. Makannya, ketika di lapangan, saat mengumpulkan dari petani, kami seleksi satu per satu," paparnya.

Dijelaskan Taufik, secara umum ia tahu ciri hewan berpenyakit. Salah satu cirinya hewan malas makan. Mengeluarkan lendir. Jika ada hewan kurban yang seperti itu, ia tidak akan berani menjual. Menurut Taufik, kondisi kesehatan hewan sangat mempengaruhi minat orang untuk membeli hewan kurban. 

Hewan kurban yang sehat dapat dipastikan dagingnya juga bagus. Taufik juga harus memastikan kalau kondishewan tidak stres. Ada 200 ekor kambing lebih yang rencananya akan dijual oleh Taufik. 200 ekor itu akan tersebut dalam beberapa tim. Selain kambing, juga ada sapi dan domba. 

Harganya beragam mulai dari Rp 3 jutaan hingga puluhan juga untuk sapi. Perputaran uangnya pun diprediksi bisa mencapai Rp 1 miliar. Taufik berharap, aktivitas warga yang sudah mulai normal bisa membuat permintaan akan hewan kurban tinggi.

"Sekarang ini, sudah mulai ada orang pesan. Mereka minta dicarikan kriteria begini-begitu," ujarnya.

Taufik sudah melakoni bisnis hewan kurban selama 20 tahun ini. Menurutnya, bisnis hewan kurban bisa diandalkan. Buktinya, sudah 20 tahun ia melakoni bisnis tersebut.

Keberlangsungannya terjamin karena setiap tahun, saat Idul Adha, banyak warga mencari hewan kurban. Lelaki yang juga seorang jurnalis tersebut banyak dikenal pelanggannya dengan nama Taufik Bhirawa. Sehingga orang-orang yang ingin pesan hewan kurban sering menyebut kandang Taufik Bhirawa.

"Yang jelas kalau dilihat dari sisi keuntungan ada yang didapat. Jadi kalau saya pekerjaan ini berkelanjutan," jelasnya.

Bahkan saat pandemi dan PMK pun bisa bertaan. Meski saat itu kondisi betul-betul sulit, namun Taufik tidak mengalami kerugian. Ia hanya mengalami penurunan pendapatan hingga 30 persen saja. Di pekan ini, Taufik mulai membuka kandangnya di Jl Danau Songe, Kota Malang.

Di tempat terpisah, Angga Alfarizi (23), pedagang lainnya yang juga memanfaatkan momen Idul Adha. Di usianya yang muda, ia mengambil peluang berbisnis hewan kurban. Perputaran uang hingga sekitar Rp 100 juta dia kelola sendiri.

Angga mengaku tidak memiliki pengalaman atau latar belakang sebagai peternak ataupun petani. Hasratnya berdagang hewan kurban muncul ketika ia melihat teman-temannya menjadi mekelar hewan kurban. Pada 2019, ia pun mencoba menjadi makelar hewan kurban. Berbrkal modal Rp 5 juta, ia berani memperdagangkan hewan kurban. 

"Saat itu saya foto hewannya lalu saya jual. Kalau ada yang cocok, lalu saya beli dan antarkan ke pembeli itu," paparnya.

Keuntungan yang diterima berkisar Rp 500 ribu per hewan. Baginya, pengalaman ada 2019 itu menjado titik awal ia menjalankan isaha hewan kurban. Di tahun-tahun berikutnya, Angga mulai berani mengambil risiko bisnis yang lebih tinggi. Ia membeli hewan kurban dari para petani, lalu menjualnya kembali.

Saat ini, dari 30 hewan kurban kambing yang ia jual, 20 di antaranya sudah terjual. Harganya berkisar Rp 3.7 juta samai Rp 4 juta. Selain kambing, dalam waktu dua bulan ini Angga juga telah menjual 2 ekor sapi.

"Target sekarang minimal terjual 100 ekor. Tahun 2022 ada 70 ekor yang terjual," ungkapnya.

Dibilang menjanjikan, bisnis kurban menurut Angga ada peluangnya. Ia mengatakan rizki setiap orang berbeda-beda. Namun melihat perjalanan bisnisnya yang bertahan sejak 2019, bisnis kurban bisa sangat menjanjikan.

"Kami kadang tidak memikirkan keuntungan. Itu semua ada di akhir. Ada kala menangnya ketemunya di akhir. Tergantung rizki masing-masing," ujarnya

Angga tidak membuka kandang di pinggir jalan seperti pedagang pada umumnya. Hewan-hewan kurban yang ia jual berada di Jl KH Malik Dalam, No 10.

Nama kandangnya Tiba-tiba Farm. Nama Tiba-tiba diambil karena pembukaan kandang itu dilakukan secara tiba-tiba. Ia dan beberapa temannya sdang berkumpul. Dalam kumpulan itu, mereka merencanakan membuka kandang yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

"Kami berani ambil risiko. Kami nekat datangnya barang yang dijual. Ketika sudah ada barang, maka kami harus menjual," ujarnya.

Di kandang yang saat ini dikelola, bisa menampung hingga 20 ekor kambing. Ada dua kambing besar yang masing-masing dihargai Rp 14 juta dan Rp 16 juta. Selebihnya harga berkisaran Rp 3.7 juta hingga Rp 9 juta.

Angga rajin memasarkan hewan kurbannya di media sosial Instagram, @tibatibafarm. Menurutnya jualan secara online sangat menguntungkan dan jangkauannya luas. Sejauh ini, pelanggan yang datang dan memesan sebagian besar anak-anak muda. Mereka terhubung dengan internet dan menerima informasi dari media sosial. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan pihaknya telah melatih 50 takmir masjid yang tersebar di Kota Malang untuk pelaksanaan diseminasi pemeriksaan Ante Mortem (sebelum dipotong) dan Post Mortem (sesudah dipotong).

Dipaparkan Slamet, pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan dan unggas potong sebelum disembelih. Maksud pemeriksaan ante mortem adalah agar ternak yang akan dipotong hanyalah ternak sehat, normal dan memenuhi syarat. Sebaliknya, ternak yang sakit sebaiknya tidak dipotong. 

Tujuan pemeriksaan ante-mortem agar daging dan jeroan yang akan dikonsumsi masyarakat adalah daging yang benar-benar sehat dan berkualitas. Khusus untuk pemotongan ternak sapi dan kambing, domba, selain kondisinya harus sehat dan normal, juga harus memenuhi syarat tertentu.

Dipenuhinya syarat disini dimaksudkan agar ternak sapi yang akan dipotong agar tidak melanggar peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Pemeriksaan ante mortem hewan kurban dapat dilaksanakan di tempat penampungan hewan, maupun tempat tempat pemasaran hewan qurban lainnya

"Sudah kami beri pelatihan kepada 50 orang takmir masjid di lima kecamatan, pada tanggal 31 Mei 2023 di Hotel Montana 2 ada materi dan praktek pemeriksaan," ujarnya.

Dispangtan juga akan melakukan pemeriksaan hewan kurban di tempat-tempat penjualan. Rencananya, pemeriksaan tersebut akan dilakukan pada 26 hingga 28 Juni 2023.

"Hari H -1 sampai H +3 (Hari Tasrik) pemeriksaan Ante mortem di masjid-masjid, musholla dan tempat penyembelihan lainnya. Petugas pemeriksaan adalah dokter hewan, paramedik veteriner, penyuluh dan pegawai di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian," ungkapnya.

Sejumlah mahasiswa juga diinformasikan dilibatkan dalam kegiatan itu. Slamet mengatakan, mahasiswa dan dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya sejumlah 200 orang.












Berbubu Laba dari Niaga Hewan Kurban setelah Pandemi Berlalu Berbubu Laba dari Niaga Hewan Kurban setelah Pandemi Berlalu Reviewed by wongpasar grosir on June 19, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.