Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Bintoro Thio mengatakan, ada penambahan jumlah korban yang diduga dibunuh oleh Slamet. Namun, dia belum bersedia merinci berapa total korban dan identitas mereka.
”Pada intinya, saat ini ada penambahan jumlah korban. Untuk selanjutnya, jumlah korban berapa dan identitasnya dapat dijelaskan oleh pimpinan kami. Itu lokasi di area kebun yang sama dimiliki oleh ST (Slamet Tohari),” kata Bintoro yang memimpin penggalian dan pencarian jenazah.
Terungkapnya pembunuhan oleh Slamet itu berawal dari laporan hilangnya seorang korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat. Menurut keterangan keluarga korban, pada Kamis (23/3/2023), PO berangkat ke Banjarnegara untuk menemui Slamet.
Saat sampai di rumah Slamet, korban yang berjenis kelamin laki-laki itu sempat mengirimkan pesan melalui aplikasi Whatsapp kepada anaknya. Dalam pesan itu, PO sempat mengatakan jika dirinya tidak ada kabar selama beberapa hari, sang anak diminta datang ke rumah Slamet bersama aparat.
”Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” ujar Kapolres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Hendri Yulianto membacakan pesan tersebut.
Jajaran Kepolisian Resor Banjarnegara bersama sukarelawan mengevakuasi jenazah dari lokasi perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). |
Sementara itu, Slamet mengatakan, PO menyerahkan uang kepada dirinya secara bertahap. Dari total uang sebanyak Rp 70 juta itu, Slamet berjanji akan menggandakan uang hingga mencapai Rp 5 miliar.
”Uang Rp 70 juta itu berangsur-angsur. Pertama Rp 20 juta, lalu Rp 10 juta, terus sampai Rp 70 juta. Saya janjikan jadi Rp 5 miliar,” kata Slamet.
Slamet menyebut, uang yang didapatnya dari hasil penipuan itu dipakainya untuk membayar utang. Dia juga mengakui, korban yang ditipunya dengan modus penggandaan uang itu bukan hanya PO. Menurut pengakuan Slamet, dia telah menipu lima korban.
Dikenal tertutup
Sejumlah warga Desa Balun menyebut Slamet Tohari sebagai sosok yang tertutup. ”Orang luar desa mengenalnya sebagai Kiai Slamet, tapi kalau orang desa sini manggilnya Mbah Tohari. Memang orangnya tertutup, kalau di sini beli bensin itu pasti malam atau di atas pukul 21.00,” kata Mahmudin (43), tetangga Slamet.
Mahmudin menambahkan, dirinya sering melihat banyak tamu yang datang ke rumah Slamet. Mereka disebut sebagai ”pasien” Slamet dan berasal dari luar kota. ”Tamu atau pasiennya banyak dari luar kota, sering mampir di sini beli makan atau minum dan tanya alamatnya,” tuturnya.
Meski Slamet dikenal sebagai dukun pengganda uang oleh orang luar, warga Desa Balun justru meragukan hal itu. Namun, warga setempat mengaku tidak bisa mencampuri urusan Slamet.
”Kami kaget kalau ternyata sampai ada kasus pembunuhan. Memang orang-orang luar tahunya dia menggandakan uang, tapi kami bisa apa,” ungkap Mahmudin.
Lokasi perkebunan tempat penemuan sejumlah jenazah di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). |
Kepala Desa Balun Mahbudiono menambahkan, Slamet Tohari memang jarang bergaul dengan warga sekitar. ”Orangnya memang jarang kelihatan dengan masyarakat. Pekerjaannya apa pun kami tidak tahu, tapi istrinya menurut informasi pernah berdagang kubis,” katanya.
Menurut Mahbudiono, sekitar setahun yang lalu, pihaknya pernah mendapat laporan adanya orang hilang asal Palembang, Sumatera Selatan, di desanya. ”Laporan orang hilang sudah setahun lalu dari Palembang. Sudah ditangani polsek waktu itu. Dengan kejadian ini, kami kaget luar biasa dan miris,” ujarnya.
Gustam (38), petani kubis yang lahannya berdekatan dengan lokasi penguburan jenazah, mengaku kaget saat tahu ada sejumlah jenazah yang dikuburkan di lokasi tersebut.
”Enggak menyangka, kok, di sini ada kuburan. Saya tahu ada gundukan karena saya sering kencing di sana (lokasi penguburan jenazah). Kalau di sini kan terbuka, di sana kan agak gelap. Tidak tahunya ada orangnya di dalam,” kata Gustam.
No comments: