Jakarta - Musim kemarau 2023 diperkirakan akan lebih kering dibanding 3 tahun sebelumnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat memanen air hujan untuk persiapan.
"Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan aksi panen hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Hal itu disampaikan Dwikorita usai Kick-off 10th World Water Forum (WWF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/2/2023) dalam rilis BMKG yang diterima, Kamis (16/2/2023).
Dwikorita menguraikan dalam waktu beberapa bulan yang akan datang, curah hujan dengan kategori intensitas rendah diprediksi dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sektor-sektor yang terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan, perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan sebagai konsekuensi kondisi curah hujan rendah tersebut.
"Pada saat kemarau nanti, air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau. Utamanya daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," imbuhnya.
Ditambahkan Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan, Indonesia telah mengalami kondisi La Nina selama tiga tahun terakhir yakni 2020-2021-2022 yang mengakibatkan iklim basah. Pemantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudera Pasifik menunjukkan bahwa, saat ini intensitas La Nina terus melemah, dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.
Kondisi La Nina, menurut Dodo diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari - Maret 2023. Kondisi ENSO (El Nino Southern Oscillation) Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023. Dampaknya musim kemarau tahun 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir.
"BMKG bekerja sama erat dengan sektor-sektor yang dapat terdampak oleh kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya," pungkas Dodo.
BMKG merinci daerah yang diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan) yang mengakibatkan kemarau kering berpeluang besar terjadi sebagai berikut:
• Maret
Sulawesi Tengah bagian tengah
• April
NTB sebagian
NTT sebagian
Sulawesi Tengah bagian tengah
• Mei
Sumatera Selatan bagian selatan
Banten pesisir utara
DKI Jakarta
Jawa Barat peisir utara
Jawa Tengah bagian timur
Jawa Timur sebagian besar
Bali sebagian
NTB sebagian
NTT sebagian
• Juni
Aceh sebagian
Sumatera Utara sebagian
Jambi sebagian
Sumatera Selatan sebagian
Lampung sebagian
Banten sebagian
DKI Jakarta sebagian
Jawa Barat sebagian
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Selatan sebagian
Sulawesi Selatan sebagian
Papua bagian selatan sebagian
Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Waspada Kemarau Kering Mulai Maret! BMKG: Mari Panen Air Hujan
Reviewed by wongpasar grosir
on
February 16, 2023
Rating:
No comments: