SURYAMALANG.COM, MALANG - Dugaan banyaknya proyek siluman dengan kualitas pekerjaannya yang buruk, diungkap Zulham Akhmad Mubarrok, anggota Banggar (Badan Anggaran) DPRD Kabupaten Malang.
Menurutnya, itu harus dikuak supaya tak ada dugaan monopoli dari satu-dua kontraktor atas pekerjaan ribuan proyek itu.
Dampaknya, banyak proyek yang hasil pekerjaannya tak sesuai spek dan tak tepat waktu karena satu kontraktor mengerjakan sampai 10 proyek. Itu seperti 12 proyek PL (penunjukkan langsung) Puskemas tahun 2024, yang ditangani Dinas Cipta Karya itu.
Itu tak ada kontraktor lain yang kecipratan, kecuali kontraktor yang temannya Dinas. Mulai, proyek perawatan kantor sampai pendopo, semuanya dikerjakan kontraktor yang temannya oknum Cipta Karya itu. Termasuk, proyek rabat jalan di lingkungan Pendopo Kepanjen, baru tiga bulan dikerjakan, saat itu juga mengelupas.
Yang terbaru, dan bikin malu semua pihak, menurut Zulham, adalah proyek kantor Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang senilai Rp 3 miliar.
Hasilnya, amburadul karena seminggu ditempati pada 10 Maret 2025 lalu, tiba-tiba plafonnya ambrol, dan semua ruangannya bocor sehingga membikin pegawai di kantor itu waswas karena takut tertimpa plafon yang tinggal runtuhnya itu.
Bahkan, jika hujan turun, para pegawainya langsung ramai-ramai mengepel karena lantainya banjir.
"Iya, kasus-kasus seperti itu cukup banyak. Bahkan, dinas (Cipta Karya) selalu merahasiakan siapa kontraktor yang mengerjakannya."
"Jika bukan oknum dinas sendiri, ya rekanan yang jadi temannya," tutur Zulham, anggota dewan dari PDI Perjuangan, Kamis (27/3/2025), yang dikenal cukup kritis tapi juga sangat cerdas.
Zulham Akhmad Mubarrok juga menemukan indikasi praktik ijon atau jual beli proyek yang masih marak terjadi di Kabupaten Malang. Di antaranya, pengadaan barang dan jasa yang sarat korupsi karena juga dimonopoli rekanan itu itu saja.
"Modusnya, oknum dinas itu bikin CV atau PT dengan diatasnamakan temannya atau kontraktor yang bisa diajak main mata. Lihat saja, dinas (Cipta Karya) ada yang punya lima CV."
"Itu perlu diusut oleh kejaksaan, sehingga akan terkuak, kabid atau kasinya, bahkan kepala dinasnya sekalipun, bermain dengan kontraktor siapa," tutur Ketua KNPI Kabupaten Malang.
Zulham minta agar kejadian kelam di Kabupaten Malang, saat KPK membongkar korupsi itu dijadikan pelajaran. Makanya, ia mewanti-wanti agar pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkab Malang, dilakukan terbuka.
Bukan kian disembunyikan seperti yang terjadi selama ini, karena hampir semua proyek sepertinya raib di bawah meja kepala dinas. Bayangkan, ada sekitar 136 proyek pavingisasi dan ratusan proyek rabat jalan beton, juga kini tinggal baunya.
Itu proyek 'daging' namun tak pernah nyiprat ke kontraktor lain, hanya dikuasai kontrakto 'orangnya dinas', yang konon tinggal di perumahan elit di Kota Malang itu. Ada inisial Bbg, ada juga inisial Ttk.
“Hari ini kan kita sama-sama tidak tahu siapa yang mendapat proyek ini itu. Tapi, siapa pun pemenangnya adalah abah buahnya si H atau si J."
"Ingat, tak ada orang yang kebal hukum, suatu saat mereka akan kena apesnya jika terus memonopolinya," papar anggota Komisi IV ini.
Sementara, M Zuhdy Ahmadi atau Abah Didik, Gubernur LIRA Jatim, membenarkan apa yang dungkap Zulham itu.
Menurutnya, saat ini dinas PUPR itu seperti ugal-ugalan dan saraf takutnya sepertinya sudah putus. Itu mungkin karena mereka merasa dekat dengan APH (aparat penegak hukum) sehingga jika ketahuan 'menyunat' proyek, tinggal mengerdipkan matanya, sudah aman.
"Yang saya heran itu, proyek pembuatan patung Bung Karno senilai Rp 2,7 miliar, yang ada di Kepanjen itu. Itu diduga dikerjakan oknum dinas sendiri karena alamat kontraktor saja, rumah kosong," tuturnya.
Belum lagi, proyek rehab belasan sekolah SDN tahun 2024 lalu yang dikerjakan Cipta Karya, lanjut Abah Didik, itu sulapan semua. Itu seperti SDN Sumberdem II, Kecamatan Wonosari.
Sebab, speknya itu pakai galvalum, namun dioplos dengan kayu bongkaran dari sekolahan yang direhab itu.
"Termasuk, gentingnya juga tak diganti baru, namun cukup dicuci dengan melibatkan wali murid, diajak kerja bakti.
"Saya juga menduga, jika proyek kantor Kecamatan Sumberpucung itu juga dioplos karena penanggungjawabnya, orangnya sama yang menguasai banyak proyek itu, mulai patung Bung Karno, dan rehab sekolah-sekolah itu," pungkas Abah Didik.
Sementara, dari pihak Dinas Cipta Karya, tak ada yang bisa dikonfirmasi. Semua telepon seluler mereka sepertinya kompak untuk dimatikan. Mulai, Budiar, Kadis Cipta Karya, Johan, Sekdin, Figur W, tangan kanan kadis dan juga penanggungjawab semua proyek di dinas itu.
Tapi, Nurcahyo, Kepala Inspektorat, mengatakan, jika proyek itu masih tahap pemeliharaan, dirinya belum bisa turun.
"Biar, Cipta Karya yang menegurnya (kontraktor yang mengerjakan kantor Kecamatan Sumberpucung)," ungkapnya.
No comments: