SURYAMALANG.COM, - Kronologi bocah 7 tahun gak sengaja telan pensil 10 cm membuatnya dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Bocah tersebut bahkan nyaris dioperasi namun dokter kesulitan sebab peralatan medis yang tidak memadai.
Di tengah situasi sulit, ibu dari bocah tersebut memberi kabar mengejutkan kepada dokter tentang kondisi anaknya.
Kejadian yang menimpa bocah tersebut terjadi di Nepal dan dipublikasikan sebagai kasus langka di Jurnal Radiology Case Reports yang terbit pada 27 Februari 2024.
Meski begitu, tidak disebutkan waktu kejadiannya.
Dikutip dari ScienceDirect, seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun datang ke unit gawat darurat pediatri rumah sakit di Nepal.
Bocah itu dibawa ke rumah sakit setelah empat jam sebelumnya memainkan sebuah pensil dan diduga pensil tersebut tertelan meski tidak ada keluhan apapun.
Bahkan tidak ada riwayat keluhan muntah, sakit perut, kembung, demam, hematemesis, dan hematochezia yang dirasakan oleh pasien.
Bocah tersebut juga bisa BAB dan kentut secara normal.
“Pada pemeriksaan, anak aktif dan suka bermain dengan tanda vital cukup stabil. Hasil pemeriksaan umum normal,” terang para peneliti.
Bocah itu juga tidak mengalami nyeri saat perutnya ditekan, perutnya pun tidak buncit.
Hasil pemeriksaan sistemik lainnya juga dikatakan normal.
Namun saat dilakukan pemeriksaan radiografi, ditemukan pensil panjang sekitar 10 cm tersangkut di perut bocah tersebut.
Konsultasi untuk pembedahan pun segera dilakukan.
Bocah itu juga tidak mengalami nyeri saat perutnya ditekan, perutnya pun tidak buncit.
Hasil pemeriksaan sistemik lainnya juga dikatakan normal.
Namun saat dilakukan pemeriksaan radiografi, ditemukan pensil panjang sekitar 10 cm tersangkut di perut bocah tersebut.
Konsultasi untuk pembedahan pun segera dilakukan.
Foto rontgen bocah telan pensil 10 cm selamat tanpa operasi (Via TribunTrends.com)
Dokter mempersiapkan tindakan laparotomi eksplorasi (prosedur bedah) agar bisa segera dilakukan jika muncul tanda-tanda kondisi yang memburuk.
Saat itu, si bocah disarankan untuk banyak minum dan hanya diperbolehkan untuk mengonsumsi pisang.
“Pasien diklasifikasikan sebagai berisiko tinggi, dan pihak (orang tua) pasien diberi nasihat tentang hal yang sama,” jelas para peneliti.
Ibu Beri Kabar Mengejutkan
Pada radiografi ulang, pensil terlihat berada di dekat persimpangan ileocecal (bagian akhir usus) tanpa komplikasi yang terlihat.
Tidak ditemukan tanda bahaya potensi obstruksi, perforasi, atau peritonitis pada pemantauan terus-menerus.
Anak itu pun kembali disarankan untuk menjalani rontgen lagi dalam 8 jam.
Namun sebelum rontgen dilakukan, ibu bocah itu menyampaikan kabar mengejutkan ke dokter kalau anaknya berhasil mengeluarkan pensil saat Buang Air Besar (BAB).
Saat dikeluarkan, pensil itu dalam bentuk potongan panjang dan beberapa potongan kecil yang bercampur dengan tinja.
Dokter pun mengonfirmasikan hal itu melalui visualisasi langsung yang dilakukan.
Rontgen pun juga segera dilakukan, dan tidak ditemukan satu pun bagian pensil di saluran pencernaan.
Meski begitu, bocah tersebut masih perlu perawatan selama total 2 hari untuk pemantauan sebelum diperbolehkan pulang.
“Tanda-tanda bahaya dijelaskan kepada pihak pasien, dan pasien dipulangkan dengan tindak lanjut dalam keadaan darurat segera, jika diperlukan. Namun, tidak ada tindak lanjut yang dicatat,” ungkap para peneliti dilansir dari ResearchGate.
No comments: