Egi Juara Lomba Renang Nangis Nama Dicoret Ketika Ambil Medali, Ibu Curhat Dicurangi Panitia: Hancur
TRIBUNJATIM.COM - Seorang bocah SD bernama Egi menangis karena gagal menjadi juara.
Padahal banyak saksi yang menyebut bahwa Egi memenangi lomba renang tersebut.
Kisah Egi juara lomba renang itupun mendapat sorotan media sosial.
Banyak netizen yang kemudian merasakan sedih yang sama seperti dirasakan Egi.
Siswa SD gagal membawa pulang medal dalam lomba renang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman, DIY.
Awalnya, dia berhasil menjadi peserta renang tercepat kedua, namun namanya mendadak dicoret dari daftar juara.
Sementara panitia memutuskan yang jadi juara dua adalah yang ketiga tiba di finish setelah Egi.
Seperti apa cerita lengkapnya?
Mengenal sosok Egi, pelajar di Yogyakarta yang menangis usai batal menjadi juara kedua dalam lomba renang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman, DIY.
Egi alias Ghiyats ini diketahui berhasil menjadi peserta tercepat kedua, namun namanya mendadak tidak menjadi juara dan gugur mendapatkan medali.
isahnya viral setelah sang ibunda curhat melalui akun tiktoknya @duria.md pada Selasa (28/11/2023), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunSumsel.com
Egi diketahui merupakan pelajar SD yang berbakat dalam dunia olahraga renang.
Terlihat dari unggahan ibunya, Egi pernah meraih penghargaan perenang terbaik KU 5 Putra Tirta Amanda Binangun CUP V 2023 di Wates, Jawa Tengah pada 12 Maret 2023 lalu.
Perenang cilik asal Yogyakarta sangat gigih berlati olahraga fisik sejak kecil.
Hobinya itu pun mendapat dukungan positif dari kedua orang taunya.
Hingga akhirnya kekecewaan Egi pun terjadi setelah ia mengikuti lomba renang di ajang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Egi harus menelan pil pahit karena diduga dicurangi panitia lomba.
Melalui curhatan ibunya, Duria menyebut putranya yang seharusnya mendapatkan medali juara kedua pada ajang lomba renang tersebut.
Pasalnya, putranya berhasil menjadi peserta tercepat kedua di nomor 100 M gaya bebas dalam lomba yang diselenggarakan Popkab Sleman DIY.
Diketahui, di perlombaan tersebut, Egi mengikuti dua nomer yakni 100 meter dan 50 meter.
Dalam kelas 50 meter, Egi berhasil mendapatkan medali perunggu alias juara ketiga.
Ngotot menguras tenaga dalam jarak tempuh 100 meter, Egi pun menunjukkan kemampuan renangnya.
Dalam kategori gaya bebas, Egi pun berhasil mencapai garis finish di posisi kedua.
Sadar dirinya jadi juara kedua, Egi pun awalnya senang.
"Anak kami Egi (Ghiyats) baru saja mengikuti lomba renang Popkab Sleman DIY. Pada saat perlombaan, Egi, alhamdulilah berhasil menjadi tercepat kedua di nomer 100M gaya bebas," kata sang ibu.
Namun, nama Egi tiba-tiba dinyatakan tidak mendapat medali apapun dari hasil jerih payahnya.
Padahal kata sang ibu, banyak orang yang menyaksikan dan mendokumentasikan perlombaan tersebut dan hasilnya Egi berada di nomor kedua.
"Egi (Ghiyats) tidak mendapatkan mendali apa-apa. Kami sempat mengajukan protes dgn mengajukan video hasil rekaman kami. Tapi Panitia tidak mau menerima masukan dan tetap pada keputusannya," kata Duria.
Keluarga Egi pun sempat mengajukan protes dengan mengajukan video hasil rekaman.
Namun, Panitia tidak mau menerima masukan dan tetap pada keputusannya.
"Namun tiba-tiba pas pengumuman hasil lomba, Egi tidak mendapatkan medali apa-apa. Kami sempat mengajukan protes dengan mengajukan video hasil rekaman kami," jelasnya.
Sehingga, berdasarkan keputusan panitia yang menjadi pemenang adalah peserta dengan nomor 1, nomor 4, dan nomor 3.
Padahal faktanya, yang jadi juara dua adalah yang ketiga tiba di finish setelah Egi.
Dan yang jadi juara tiga adalah yang keempat tiba di finish.
Perasaan hancur pun menyelimuti Egi yang pulang tanpa hasil.
Dikatakan pula jika sang anak sebelumnya sudah berjuang latihan selama satu bulan.
Meski tak menduduki juara kedua, Egi hanya mendapatkan medali perunggu di Kelas 50 m gaya bebas dan uang Rp250.000.
"Kami pulang dengan hati yang sangat hancur. Terlebih anak kami yang sudah berjuang berlatih selama 1 bulan. Yah, walaupun kami masih bisa bersyukur, masih mendapatkan medali perunggu di Kelas 50 m gaya bebas," ungkapnya.
Dalam unggahannya tertulis jika putranya yang seharusnya juara itu terdzolimi oleh panitia lomba.
"Ketika sang juara terdzolimi oleh hasil keputusan panitia lomba," tulisnya dalam video.
Tampak dalam video tersebut, sang anak menangis memeluk ibunya berusaha ikhlas menerima kekalahan.
"Sabar ya kak, bisa tahun depan nggak apa apa ikhlasin ya oke. Belum rezeki diikhlasin ya nggak usah nangis,” ujarnya dengan lembut.
Kedepannya, ibunda Egi berharap agar Pengda Aquatik Sleman melakukan intropeksi dan mendengar keluahan.
"Semoga kami bisa bangkit lagi. Semoga Pengda aquatik Sleman bisa melakukan instropeksi dengan membuka mata hati, mendengarkan dan juga menerima kritikan ketika ada keluhan," jelasnya.
"Jangan menutup diri dengan hal-hal yang bersifat masukan. Terutama untuk pengembangan atlet olahraga aquatik," pungkasnya.
Pada unggahan lainnya, Ibunda Egi memberikan semangat untuk putranya dan tak terpuruk dengan pengalamannya di masa lalu.
"Tetap semangaat berlatih ya kak.. lupakan masa lalu, kita harus menatap kedepan." tulisnya.
"Kenangan Pahit yang tidak pernah bisa dilupakan. semoga event ini menjadi cambuk semangat kedepannya," tandasnya.
Video curhatan seorang ibu itu pun viral di media sosial dan mendapat banyak tanggapan dari warganet.
"Jangan biasakan panitia yg berlaku curang..sngat memalukan ketika ajang lomba d buat sesuai hati!yg sabar dek kelak kamu akn jdi org sukses,"
"Yg sabar ya kk Egi.. ini hanya cobaan biar kk Egi lebih sukses lagi.. aamiin.."
"Allah SWT tidak tidur Bu, nanti akan ada saatnya yg curang menerima balasan,"
"Gak apa nak ...smoga kmu sukss k depannya dan mnjadi atlit indonesia terbaik,"
Video viral Egi menangis karena dicurangi panitia lomba renang pun jadi perbincangan.
Hingga kini, belum ada klarifikasi dari pihak dispora Sleman maupun panitia Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Sleman.
No comments: