TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Beragam ekspresi ditunjukkan peserta sunat massal pada Haul Syeikh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi atau Asmoroqondi di Dusun Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kamis (11/5/2023).
Dari sebanyak 116 anak tersebut, ada yang biasa-biasa saja setelah disunat, namun tak sedikit pula yang kesakitan.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan Gilang, siswa kelas 2 SD Gesikharjo.
Usai disunat ia dibopong dibawa ke masjid sekitar oleh orang tuanya.
Masih menahan tangis kesakitan, pelajar setempat itu mengaku jika disunat rasanya seperti digigit singa.
"Seperti digigit singa," katanya sambil menahan isak tangis.
Peserta lain, Rizki, juga menyatakan hal yang sama.
Siswa kelas 4 SD Gesikharjo itu juga mengungkap sakit yang dialami usai disunat.
Sambil ditenangkan orang tuanya, bocah tambun itu juga masih berlinang air mata.
"Sakit rasanya, sakit," beber bocah desa setempat.
Meski begitu, banyak juga peserta sunat massal yang tidak kesakitan usai dikhitan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Masjid Asmoroqondi, Sukardi, mengatakan sunat massal ini merupakan kegiatan rutin saat haul.
Ada 116 anak dari berbagai daerah di Tuban yang mengikuti khitan massal.
"Sunat massal ini sudah biasa setiap tahun saat Haul Mbah Asmoro Qondi. Ini rangkaian dari Haul," ujarnya kepada wartawan.
Ia menjelaskan, sunat massal ini tanpa ada biaya yang dibebankan kepada peserta, artinya gratis.
Bahkan, peserta juga dapat uang jajan, baju dan peci yang disediakan oleh panitia.
"Sunat gratis ya, tidak ada biaya bagi peserta," pungkasnya.
Pantauan di lapangan, tidak sedikit peserta sunat massal yang kesakitan saat dikhitan.
Mereka harus didekap oleh orang tuanya, agar tidak berontak yang bisa menyebabkan kefatalan.
Ikuti berita seputar Tuban
No comments: