150 Ton Sampah di Kota Pangkalpinang Bakal Diolah Jadi Bahan Bakar Listrik


Ilustrasi sampah.(PEXELS/JULIA M CAMERON)



PANGKALPINANG, KOMPAS.com-Sampah rumah tangga yang dulunya dianggap musibah, kini bakal diolah menjadi bahan bakar jumputan padat untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, potensi sampahnya mencapai 150 ton per hari. Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil mengatakan, sampah kota masih menjadi persoalan pelik yang harus diselesaikan.

Volume bahan limbah tersebut terus bertambah seiring laju pertumbuhan penduduk. "Penduduk lebih dari 250 ribu jiwa, jumlah sampah di Kota Pangkalpinang saat ini mencapai 150 ton per hari," ujar Maulan di Balaikota Pangkalpinang, Selasa (12/7/2022).

Mengatasi permasalahan sampah tersebut Pemkot Pangkalpinang bekerja sama dengan PLN Bangka Belitung dalam menghasilkan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP). Langkah tersebut dilakukan guna meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik di Bangka Belitung. "Kami mengapresiasi langkah PLN dalam mengatasi permasalah sampah ini, ini merupakan salah satu cita-cita kami untuk menciptakan Kota yang bersih dari sampah,” ucap Maulan.

Maulan menambahkan, Pemerintah Kota Pangkalpinang siap membantu agar program Pengembangan BBJP ini berjalan dengan baik. "Pemkot Pangkalpinang siap untuk berkolaborasi, bersinergi dan membagi tugas agar permasalahan sampah dapat tuntas. Ini mengubah sampah yang awalnya musibah bagi pemkot sekarang menjadi berkah," tambah Maulan.

General Manager PLN UIW Bangka Belitung, Amris Adnan mengatakan, bahwa program BBJP telah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia. Yakni PT Indonesia Power dengan Pemerintah Cilegon, PT PLN (Persero) dengan Pemerintah Kota Medan dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) dengan Pemerintah Kota Pekanbaru. "Untuk mewujudkan energi baru terbarukan," ujar Amris.

Bahan bakar jumputan padat adalah bahan bakar yang berasal dari limbah (sampah) yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran butiran kecil atau dibentuk menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Jumputan tersebut diolah melalui Teknologi Biodrying atau melalui Teknologi Maggot. Teknologi Biodrying adalah dekomposisi zat organik secara parsial dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh mikroorganisme dibantu aerasi untuk menghilangkan kelembaban. Teknologi maggot adalah dekomposisi zat organik dengan memanfaatkan belatung lalat black soldier fly (BSF).

Saat ini, uji coba co-firing biomassa bahan bakar jumputan padat memanfaatkan pengolahan sampah dengan skala riset 5 ton per hari. Jumlah tersebut harapannya dapat terus berkembang sesuai dengan uji coba yang dilakukan.

Penulis Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur 
Editor Teuku Muhammad Valdy Arief









150 Ton Sampah di Kota Pangkalpinang Bakal Diolah Jadi Bahan Bakar Listrik 150 Ton Sampah di Kota Pangkalpinang Bakal Diolah Jadi Bahan Bakar Listrik Reviewed by wongpasar grosir on July 13, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.